Pemerintah AS menyangkal telah memberi lampu hijau kepada Israel untuk menyerang Iran. Di pihak lain, Selasa lalu (07/08) Saudi membantah telah memberi izin kepada Israel untuk menggunakan pangkalan udaranya, jika Israel menyerang Iran.
Ketua Dewan Syura Iran sekaligus mantan juru runding proyek nuklir Iran Ali Larijani mengatakan, "Teheran akan meminta tanggungjawab penuh AS jika Israel menyerang Iran. Sikap kami ini berdasarkan pernyataan wakil presiden AS Joe Biden, bahwa 'AS tidak akan mendikte Israel dalam menghadapi ambisi nuklir Iran.' ini sama saja dengan memberi lampu hijau bagi Israel untuk menyerang Iran."
Menanggapi sikap Iran, jubir Kementrian Luar Negeri AS Ian Kelly kepada wartawan mengatakan, bahwa AS tidak mungkin memberi lampu hijau bagi Israel untuk menyerang Iran.
Kelly menjelaskan, "Biden hanya ingin mengatakan bahwa Israel adalah negara yang berdaulat, sehingga memiliki hak penuh dalam mengambil kebijakan militer negaranya."
Mengenai ungkapan Biden "tidak akan mendikte Israel" Kelly menjelaskan, "Karena AS juga berkomitmen menjaga keamanan Israel. AS juga prihatin atas ketakutan Israel terhadap bahaya nuklir Iran."
Di pihak lain, Arab Saudi membantah keras berita dari salah satu media Inggris bahwa Saudi menjalin hubungan kerja sama dengan Israel dan mengizinkan Israel menggunakan pangkalan udaranya untuk menyerang Iran.
Kantor berita resmi Saudi mengabarkan, bahwa pihak kerajaan mengatakan, "Kerajaan Saudi sepenuhnya menafikan berita tersebut. Berita tersebut salah besar dan bertentangan dengan politik luar negeri Saudi yang jelas dan tegas menolak menjalin hubungan diplomasi dengan Israel."
Menguatkan sikap kerajaan Saudi, jubir Kementerian Luar Negeri Saudi Usamah Naqli kepada Agence France Presse (AFP) mengatakan, "Saudi sama sekali tidak memiliki hubungan apapun dengan Israel." (eramuslim.com)
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan komentar pajak ditanggung pemilik blog ^-^