Kerajaan Oman Pesan 200 Unit Panser Anoa 6×6


Panser Anoa 6×6 produksi Pindad

JAKARTA - PT Pindad (Persero) kesulitan melayani tingginya permintaan senjata dari berbagai Negara akibat terbatasnya kemampuan produksi. Jenis senjata yang ramai pesanan tersebut adalah Panser jenis Anoa 6×6 bahkan harus inden karena jumlah pesananya mencapai ratusan unit.

“Termasuk pesanan dari Indonesia yang mnencapai 150 unit yang baru bisa terealisasikan seluruhnya tahun depan,” kata Pramadya Wisnu W, sales marketing manager PT Pindad di arena pameran Trade Expo Indonesia 2009 di Jakarta International Expo (JIExpo) Arena Pekan Raya Jakarta Kemayoran, kemarin (29/10).

Pesanan panser senilai Rp 9 miliar per unit itu terbanyak datang dari Kerajaan Oman yang melakukan pengadaan panser sebanyak 200 unit untuk keperluan penjagaan ladang minyaknya. “Panser pesanan itu direncanakan untuk menjaga sumur minyak yang ada dinegaranya,” jelas Pramadya.

Banyaknya pesanan dari kerajaan Oman tersebut, mengakibatkan Pindad dan suplier merencanakan untuk memproduksi secara bertahap selama 4 tahun kedepan. Sekedar diketahui, panser produksi Pindad memiliki kemampuan daya angkut sebanyak 12 orang dengan spesifikasi teknisnya sudah teruji di kondisi negara gurun seperti Lebanon oleh pasukan perdamaian PBB.

“PBB sudah menggunakan kendaraan ini sejak awal 2009 di Lebanon sebanyak 8 unit,” jelasnya. Panser ini mulai menjelajah ke pasar ekspor di tahun 2009 karena sudah memenuhi standar Nato di level III. Artinya tingkat ketahanan dari serangan lebih baik dari level II yang di produksi di China dan India. “Hanya peluru tertentu yang bisa menembusnya dan itupun dari jarak dekat,” jelas Pramadya. (Source : Kontan)

TNI-AL Siap Bantu Polisi Tangani Terorisme


Yon Taifib Korps Marinir TNI-ALSurabaya - Jajaran TNI Angkatan Laut siap membantu aparat kepolisian dalam penanganan masalah terorisme yang beberapa waktu terakhir terjadi di Indonesia.

Hal itu ditegaskan Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Tedjo Edhy Purdijatno selepas membuka dan memberi pembekalan tertutup pada Apel Komandan Satuan TNI AL tahun 2009 di Surabaya, Selasa.

Ia mengakui penanganan masalah terorisme memang menjadi kewenangan lembaga kepolisian, namun jajaran TNI sebagai komponen utama pertahanan negara, juga bisa berperan mendukung kegiatan tersebut.

“Itu sesuai amanat UU Nomor 34 Tahun 2004 Tentang TNI. Dalam hal ini, jajaran TNI AL siap membantu dan proaktif mendukung penanganan masalah terorisme. Tentu melalui kerja sama dengan Polri,” katanya.

Menurut KSAL, TNI AL dan Polri berencana menggelar latihan bersama dan terpadu soal penanganan terorisme dengan melibatkan masing-masing personel.

Masalah terorisme juga menjadi salah satu topik bahasan dalam kegiatan Apel Komandan Satuan yang diikuti lebih kurang 660 orang petinggi TNI AL dari unsur Komandan Satuan Operasional dan Komandan Pangkalan TNI AL.

Dalam kegiatan yang rencananya berlangsung selama dua hari tersebut, Kepala Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Mabes Polri Komjen Pol Susno Duadji, diundang khusus untuk memberikan paparan langsung mengenai terorisme di hadapan petinggi TNI AL.

“Kegiatan Apel Komandan Satuan ini bertujuan menyamakan persepsi dari pimpinan tingkat atas hingga bawah, mengenai berbagai hal, terutama menyangkut kebijakan TNI AL agar dalam pelaksanaannya tidak menyimpang dari koridor yang telah ditetapkan,” kata KSAL.

Selain terorisme, materi pembekalan lain yang diberikan, antara lain soal nilai-nilai kejuangan dan bela negara, lingkungan strategis,
perkembangan pembangunan militer kawasan, prospek ekonomi ke depan, dan hukum humaniter.

Pembicara yang memberikan pembekalan kepada petinggi TNI AL tersebut, antara lain mantan Wakil Kepala Staf TNI Angkatan Darat (Wakasad) Letjen TNI (Purn) Kiki Syahnakri, pengamat ekonomi Dr. Faisal Basri, dan pengamat militer Dr. Andi Wijayanto, MSc. (Source : Antara Jatim)

TNI-AU Tambah Skuadron Tempur di Medan


F-16 TNI-AU

Medan - Markas Besar TNI Angkatan Udara berencana akan mendirikan sebuah skuadron tempur yang beroperasi di Pangkalan Udara (Lanud) Medan.

Komandan Lanud Medan, Kolonel Pnb Tata Endrataka, di Medan, Rabu (28/10), mengatakan, pihaknya telah melakukan berbagai persiapan untuk merealisasikan pendirian skuadron tempur itu. Bahkan, kata dia, Lanud Medan juga dinilai telah siap untuk dijadikan lokasi pendirian skuadron tempur tersebut.

Pihaknya juga sudah memperhitungkan rencana itu dengan kemungkinan perpindahan Lanud Medan terkait akan dipindahkannya Bandara Udara Polonia Medan. “Adanya rencana perpindahan itu akan dibahas sesuai kondisi,” kata Tata.

Ia mengatakan, rencana pendirian skuadron tempur itu dilakukan untuk semakin memperkuat pertahanan Indonesia, khususnya dari segi pertahanan udara. Namun, pihaknya belum mengetahui secara pasti mengenai waktu realisasi rencana pendirian skuadron tempur di Medan.

Jika dilihat dari kondisi keuangan negara, kemungkinan besar rencana pendirian skuadron tempur itu baru dapat dilakukan pada 2014. “Realisasinya sangat tergantung dari kondisi keuangan negara,” kata Tata, yang juga mantan Dosen Sesko. (Source : Media Indonesia)

Paduan Suara Indonesia Raih 3 Emas di Italia

Sekali lagi Lagu Indonesia Raya dan Nyiur Melambai serta lagu daerah Yamko Rambe dikumandangkannya di forum Internasional. Kali ini di gedung Il Tetrro Novielli, Italia yang dipadati sekitar 400 penonton ketika Paduan Suara Mahasiswa Institut Pertanian Bogor (PSM-IPB), Agria Swara dan Paduan Suara Mahasiswa Perbanas meraih medali emas pada kompetisi paduan suara internasional yang berlangsung simultan di dua kota Italia, Rimini dan Rival Del Garda, Senin.

Agria Swara, PSM-IPB meraih medali emas untuk kategori campuran (mixed choir) dari Presiden Italia setelah merebut juara satu umum dalam grand final Kompetisi Paduan Suara Internasional ke-3 di kota Rimini, kota wisata pantai sekitar 350 km dari Roma,

Paduan suara Agria Swara juga meraih juara dua kategori pria (male choir) setelah menyisihkan 17 kontingen Paduan Suara dari 13 negara, diantaranya, Inggris, Rusia, Italia, Polandia, Ukraina dan Venezuela.

Keberhasilan Agria Swara, yang terdiri atas 46 penyanyi dengan konduktor Arvin Zeinullah, yang membina Agria Swara beberapa tahun terakhir juga berhasil meraih predikat “the best conductor”.

Dengan kesuksesannya yang fenomenal ini, Agria Swara menjadi bintang utama pada malam penutupan acara, ujarnya.

Ada hal yang menarik dengan tampilnya kontingen Indonesia bersama Polandia pada sesi foto bersama yang membawa bendera kedua negara. Indonesia dengan bendera merah putih, sedangkan Polandia membawa bendera putih merah.

Sementara itu, Paduan Suara Mahasiswa Perbanas (PSM Perbanas), Jakarta, merebut golden diploma, sebagai juara satu pada kategori lagu-lagu etnis (musica traditionale) dan musik agama (musica religiosa).

Dalam kompetisi Paduan Suara Internasional ke-8, di Riva Del Garda, PSM Perbanas menyisihkan 18 negara peserta, diantaranya, Austria, Jerman, Inggris, Iran, Italia, Arab Saudi, Spanyol dan Swiss.

Seperti halnya konduktor Agria Swara IPB, dirijen PSM Perbanas Agustinus Bambang Jusana, juga berhasil melengkapi keunggulan kontingen Perbanas di Riva Del Garda, 800 km dari Roma, dengan meraih gelar “the best konductor”.

Keberhasilan PSM Perbanas sebagai juara satu pada kategori lagu-lagu gereja sempat mengundang kekaguman bukan saja dari penonton tetapi juga kontingen paduan suara negara-negara Eropa, yang mayoritas penganut Kristen. Tim Perbanas terdiri atas 42 orang dan hampir semuannya beragama Islam.

Kontingen Perbanas yang berpakaian tradisional Papua dengan lagu unggulan Yamko Rambe berhasil membuat suasana kompetisi ramai.

Sedikitnya 700 penonton yang memadati Gereja Santa Maria Assunta, memberikan standing ovation meriah hingga semua anggota kontingen Indonesia duduk kembali.

Dewan juri bahkan meminta PSM Perbanas untuk tampil menghibur penonton dengan pakaian dan lagu yang sama pada malam acara penutupan.

Dalam kesempatan itu Dr. Paola Toddei, mewakili Wali Kota Rimini, dalam sambutan menyampaikan simpati dan belasungkawa kepada korban gempa di Sumatra Barat kepada Wakil Kepala Perwakilan RI Roma, Yuwono A. Putranto. (Antara)

KOPASSUS from Indonesia

Inilah Pasukan Elite Terbaik ke-3 di dunia, KOPASSUS from Indonesia.



Discovery Channel Military edisi Tahun 2008 pernah membahas tentang pasukan khusus terbaik di dunia. Seluruh pasukan khusus didunia dinilai kinerjanya dengan parameter menurut pendapat dari berbagai pengamat bidang militer dan ahli sejarah. Berikut peringkat 3 besar dunia :

* SAS (Inggris)

* MOSSAD (ISRAEL)

* KOPASSUS (Indonesia)

Narator dari Discovery Channel Military menjelaskan mengapa pasukan khusus dari Amerika tidak masuk peringkat terhormat. Itu karena mereka terlalu bergantung pada peralatan yang mengusung teknologi super canggih, akurat dan serba digital.

Pasukan khusus yang hebat adalah pasukan yang mampu mencapai kualitas sempurna dalam hal kemampuan individu. Termasuk didalamnya kemampuan bela diri, bertahan hidup, kamuflase, strategi, daya tahan, gerilya, membuat perangkap, dan lain-lainnya.

Kemampuan yang tidak terlalu mengandalkan teknologi canggih dan skill di atas rata – rata pasukan Elit luar negeri lainnya menjadi nilai plus dari KOPASSUS. Itu pula yang menimbulkan anggapan 1 prajurit KOPASSUS setara dengan 5 prajurit reguler !

Mungkin karena itu pula kenapa sekitar Tahun 90 - an Amerika Serikat keberatan dan Australia
ketakutan ketika Indonesia akan memperbesar jumlah anggota Kopassus.

kopassus_gultor_parade4-2003

kopassus-gultor-parade2

kopassus_sea_of_red

1_219644236l

Sebagian Kecil prestasi dan Kiprah Kopassus :

1. Kopassus juga juara satu sniper dalam pertemuan Pasukan Elite Asia Pasific Desember 2006. Dengan hanya mengandalkan senjata buatan PINDAD !. Nomor 2-nya SAS.

2
. Kopassus menempati urutan 2 (dari 35) dalam hal keberhasilan dan kesuksesan operasi militer (intelijen – pergerakan – penyusupan – penindakan) pada pertemuan Elite Forces in Tactical, Deployment and Assault di Wina Austria. Nomor satunya Delta Force USA.

3
. Negara-negara Afrika Utara hingga barat sekarang memiliki acuan teknik pembentukan dan pelatihan pasukan elite mereka. 80% Pelatih mereka dari perwira-perwira Kopassus.

4
. Pasukan Paspampres Kamboja adalah pasukan Elit yang di latih oleh Kopassus.

5
. Pada perang Vietnam , para tentara Vietkong meniru strategy KOPASSUS dalam berperang melawan Amerika Serikat yang mengakibatkan kekalahan Pasukan Amerika yang mempunyai persenjatan canggih dan lengkap. Kekalahan ini membuat Amerika serikat malu di mata dunia.

Sedangkan, PASKAL pasukan khusus kebanggaan negara tetangga Malaysia menduduki peringkat………157 ..... !!!

Kobangdikal Godok 111 Prajurit Terpilih TNI-AL Menjadi Pasukan Katak, Taifib, Awak Kapal Selam Dan Penyelam


Kobangdikal Godok 111 Prajurit Terpilih TNI-AL Menjadi Pasukan Katak, Taifib, Awak Kapal Selam Dan Penyelam

Komando Pengembangan dan Pendidikan TNI AL (Kobangdikal) kembali mengelar empat pendidikan brevet yang memiliki keahlian khusus, masing-masing adalah Pendidikan Pasukan Katak (Dikpaska), Pendidikan Calon Awak Kapal Selam (Dikcawak kasel), Pendidikan Juru Penyelam (Dikjursel), dan Pendidikan Intai Amfibi (Diktaifib) Marinir.

Keempat pendidikan brevet yang diikuti oleh 111 prajurit terpilih TNI AL itu, dibuka secara resmi oleh Wakil Komandan (wadan) Kobangdikal Brigjen TNI (Mar) Arief Suherman di lapangan laut Seram, Kobangdikal, Surabaya (21/10).

Dari 111 prajurit TNI AL terpilih itu, 31 orang diantaranya mengikuti Dikpaska, 29 orang mengikuti Dikcawak Kasel, 13 orang mengikuti Dikjursel, dan 38 orang mengikuti Diktaifib Marinir.

Mereka berhak mengikuti pendidikan brevet di Kobangdikal, setelah menjalani tes yang cukup berat selama hampir satu bulan baik fisik, mental maupun psykologinya. Selain itu mereka juga dihadapkan pada persaingan yang sangat ketat diantara sesama mereka sendiri.

Dalam amanat tertulisnya, Komandan Kobangdikal Laksamana Muda TNI Sumartono mengungkapkan bahwa upaya TNI AL dalam rangka menyediakan SDM yang berkualitas dan profesional tidaklah mudah. Berbagai macam pendidikan termasuk keempat pendidikan brevet ini diadakan untuk memenuhi harapan tersebut.

Walaupun demikian, Dankobangdikal mengharapkan agar selain memiliki kualitas kemampuan yang ditampilkan dalam wujud profesionalisme, para prajurit harus memiliki integritas pribadi sebagai prajurit matra laut yang berkarakter bahariwan dan bermoral tinggi.

Dikaitkankan dengan kondisi geografis Inonesia yang berbentuk kepulauan, lanjut Dankobangdikal, kehadiran naval power akan memberikan tiga keunggulan sekaligus, yaitu keunggulan sebagai unsur defensif yang mematikan, unsur ofensif yang efektif dan detterence faktor yang baik, sehingga musuh akan takut dan mengurungkan niat jahatnya.

Pada bagian akhir amanatnya, Dankobangdikal meminta kepada 111 siswa dik brevet TNI AL untuk menyiapkan fisik dan mental untuk menghadapi berbagai latihan yang berat, sebab pendidikan ini mempunyai tantangan dan resiko tinggi, karena sebagian besar waktu digunakan untuk berlatih sesuai dengan tugas yang akan dijalani kelak. (Source : Dispen TNI-AL)

Professor Termuda AS ternyata adalah orang Indonesia

Nelson Tansu meraih gelar Profesor di bidang Electrical Engineering di
Amerika sebelum berusia 30 tahun. Karena last name-nya mirip nama Jepang,
banyak petinggi Jepang yang mengajaknya "pulang ke Jepang" untuk
membangun Jepang. Tapi Prof. Tansu mengatakan kalau dia adalah pemegang
paspor hijau berlogo Garuda Pancasila. Namun demikian, ia belum mau pulang
ke Indonesia . Kenapa?

Nelson Tansu lahir di Medan , 20 October 1977. Lulusan terbaik dari SMA
Sutomo 1 Medan. Pernah menjadi finalis team Indonesia di Olimpiade Fisika.
Meraih gelar Sarjana dari Wisconsin University pada bidang Applied
Mathematics, Electrical Engineering and Physics (AMEP) yang ditempuhnya
hanya dalam 2 tahun 9 bulan, dan dengan predikat Summa Cum Laude. Kemudian
meraih gelar Master pada bidang yang sama, dan meraih gelar Doktor (Ph.D)
di bidang Electrical Engineering pada usia 26 tahun. Ia mengaku orang
tuanya hanya membiayai-nya hingga sarjana saja. Selebihnya, ia dapat dari
beasiswa hingga meraih gelar Doktorat. Dia juga merupakan orang Indonesia
pertama yang menjadi Profesor di Lehigh University tempatnya bekerja
sekarang.

Thesis Doktorat-nya mendapat award sebagai "The 2003 Harold A.
Peterson Best ECE Research Paper Award" mengalahkan 300 thesis
Doktorat lainnya. Secara total, ia sudah menerima 11 scientific award di
tingkat internasional, sudah mempublikasikan lebih 80 karya di berbagai
journal internasional dan saat ini adalah visiting professor di 18
perguruan tinggi dan institusi riset. Ia juga aktif diundang sebagai
pembicara di berbagai even internasional di Amerika, Kanada, Eropa dan Asia
.

Karena namanya mirip dengan bekas Perdana Menteri Turki, Tansu Ciller, dan
juga mirip nama Jepang, Tansu, maka pihak Turki dan Jepang banyak yang
mencoba membajaknya untuk "pulang". Tapi dia selalu menjelaskan
kalau dia adalah orang Indonesia . Hingga kini ia tetap memegang paspor
hijau berlogo Garuda Pancasila dan tidak menjadi warga negara Amerika
Serikat. Ia cinta Indonesia katanya. Tetapi, melihat atmosfir riset yang
sangat mendukung di Amerika , ia menyatakan belum mau pulang dan bekerja di
Indonesia . Bukan apa-apa, harus kita akui bahwa Indonesia terlalu kecil
untuk ilmuwan sekaliber Prof. Nelson Tansu.

Ia juga menyatakan bahwa di Amerika, ilmuwan dan dosen adalah profesi yang
sangat dihormati di masyarakat. Ia tidak melihat hal demikian di Indonesia
. Ia menyatatakan bahwa penghargaan bagi ilmuwan dan dosen di Indonesia
adalah rendah. Lihat saja penghasilan yang didapat dari kampus. Tidak cukup
untuk membiayai keluarga si peneliti/dosen. Akibatnya, seorang dosen harus
mengambil pekerjaan lain, sebagai konsultan di sektor swasta, mengajar di
banyak perguruan tinggi, dan sebagianya. Dengan demikian, seorang dosen
tidak punya waktu lagi untuk melakkukan riset dan membuat publikasi ilmiah.
Bagaimana perguruan tinggi Indonesia bisa dikenal di luar negeri jika tidak
pernah menghasilkan publikasi ilmiah secara internasional?

Prof. Tansu juga menjelaskan kalau di US atau Singapore , gaji seorang
profesor adalah 18-30 kali lipat lebih dari gaji professor di Indonesia ..
Sementara, biaya hidup di Indonesia cuma lebih murah 3 kali saja. Maka itu,
ia mengatakan adalah sangat wajar jika seorang profesor lebih memilih untuk
tidak bekerja di Indonesia . Panggilan seorang profesor atau dosen adalah
untuk meneliti dan membuat publikasi ilmiah, tapi bagaimana mungkin bisa ia
lakukan jika ia sendiri sibuk "cari makan".
INDONESIA LAYAK BERBANGGA

Istilah - Istilah Militer

Aba-aba :

1. Serangkaian kata-kata pengkomandoan terhadap sekelompok orang dalam susunan yang teratur untuk dilaksanakan secara tertib, tepat dan serentak atau berturut-turut.
2. Perintah yang diberikan oleh seorang Komandan kepada pasukan untuk dilaksanakan pada waktunya secara serentak atau berturut-turut.

Abituren : Lulusan sekolah/pendidikan militer.

Administrasi Umum TNI (Minu TNI) : Semua pekerjaan, kegiatan tata cara tulis menulis di lingkungan TNI yang dilakukan secara teratur dan terarah dalam rangka pelaksanaan tugas pokok TNI untuk mencapai tujuan.

Ajendam : Badan Ajudan Jenderal yang berkedudukan di tingkat Kotama yang secara taktis dan administratif berkedudukan langsung di bawah Pangkotama, bertugas menyeleng-garakan fungsi Ajudan Jenderal di lingkungan Kotama.

Akademi Militer (Akmil) : Pendidikan pembentukan dasar Perwira sukarela Angkatan Darat Tingkat Akademi.

Alat Kesehatan (Alkes) : Instrumen, apparatus, mesin, implan yang tidak mengandung obat yang digunakan untuk memcegah mendiagnosis, menyembuhkan, meringankan penyakit, merawat orang sakit serta memulihkan kesehatan pada menusia dan untuk membentuk struktur dan memperbaiki sistem tubuh.

Alat Kesehatan Gigi (Alkesgi) : Alat yang digunakan khusus untuk pelayanan Kesehatan Gigi dapat berupa Unit maupun Instrument (Satuan).

Alat Kesehatan Lapangan (Alkeslap) : Alat yang digunakan khusus untuk pelayanan Laboratorium dapat berupa Unit maupun Instrument (Satuan).

Alat Kesehatan Preventif (Alkesprev) : Alat yang digunakan khusus untuk tindakan preventif (Pencegahan) dapat berupa Unit, Perangkat.

Alat Komunikasi Elektronika (Alkomlek): Sejumlah alat peralatan yang digunakan sebagai sarana komunikasi dan mengandung unsur elektronika.

Alat Peralatan Kesehatan (Alpalkes) : Materiil kesehatan yang digunakan untuk keperluan para petugas Medis , Non Medis dalam pelayanan Kesehatan (Yankes).

Alsus Jihandak ( Alat Khusus Penjinak Bahan Peledak ): Merupakan bagian yang sangat penting di dalam melaksanakan tugas penjinakan bahan peledak.

Artileri Pertahanan Udara (Arhanud) :
1. Artileri Pertahanan Udara sebagai salah satu cabang kesenjataan dari Angkatan Darat, merupakan unsur bantuan tempur (Banpur) yang menyelenggarakan fungsi teknis militer dengan tugas pokok dalam bidang pertahanan udara yang meliputi segala usaha, tindakan dan kegiatan untuk persiapan dan penyelenggaraan penangkisan terhadap serangan udara musuh dengan mempergunakan segala macam senjata anti pesawat udara (Meriam dan peluru kendali) serta alat perlengkapannya dan pengendali tembak.

2. Suatu cabang dari artileri yang mempunyai peranan dan tugas utama untuk meniadakan atau mengurangi hasil guna dari serangan udara musuh dengan cara menghancurkan atau melumpuhkan segala sasaran di udara (areal targets) dalam rangka tugas pertahanan udara.

3. Senjata-senjata dan peralatan-peralatan untuk memerangi sasaran-sasaran di udara secara aktif dari tanah (ground to air).

Artileri Medan : Sebagai salah satu cabang kesenjataan dari Angkatan Darat yang mempunyai peranan dan tugas utama untuk membantu pasukan tempur dengan cara menghancurkan atau melumpuhkan sasaran di darat (Surface targets). Artileri Medan (Armed) merupakan senjata bantuan tembakan yang utama/pokok untuk segala macam operasi di darat.

Atasan yang Berhak Menghukum (Ankum) : Atasan yang oleh atau atas dasar undang-undang diberi kewenangan untuk menjatuhkan hukuman disiplin kepada setiap prajurit TNI yang berada di bawah wewenang komandonya (Ankum di lungkungan Angkatan Darat adalah setiap perwira pemegang komando satuan administrasi pangkal yang mempunyai kelengkapan perangkat administrasi baik di pusat maupun di daerah, serendah-rendahnya satuan setingkat kompi yang berdiri sendiri).

MINGGU MILITER LANUD BALIKPAPAN

Pentak Lanud Bpp


Dalam rangka meningkatkan kemampuan prajurit, komandan lanud Balikpapan Letkol Pnb Agus pandu Purnama mengadakan minggu militer bagi seluruh personel Lanud Balikpapan. Acara ini Bertempat di Zipur 7 pada 21-22 Oktober. Seluruh anggota diwajibkan untuk menembak senjata laras panjang dan pistol dengan berbagai posisi.

Acara yang rencananya akan rutin diadakan tiap bulan ini terlihat begitu antusias diikuti seluruh anggota mulai dari pagi hingga siang hari. Menurut Danlanud, acara ini dirasa sangat penting mengingat identitas kita sebagai prajurit tentunya harus lebih menguasai segala sesuatu yang berkaitan dengan dunia kemiliteran.

Sebagai rangkaian dari minggu militer, akan diadakan pula latihan pertahanan pangkalan dan juga SAR kebetulan Lanud Balikpapan mempunyai fasilitas yang lengkap untuk menunjang kegiatan tersebut




Museum TNI AD Study Banding Ke Musem Pusat TNI AU


Sebanyak 11 personel Museum Pusat TNI Angkatan Darat Dharma Wiratama mengadakan study banding ke Museum Pusat TNI Angkatan Udara Dirgantara Mandala, Yogyakarta, Rabu (21/10).

Rombongan dipimpin oleh Letkol Inf Supriyanto Bowo Santoso dan diterima langsung oleh Kepala Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala Letkol Sus Drs. Sudarno beserta staf di Ruang Utama..

Dipilihnya Museum Dirgantara Mandala sebagai tujuan study banding menurut Letkol Inf Supriyanto Bowo Santoso, dikarenakan museum TNI AU dikenal tidak hanya dari tingkat play group sampai perguruan tinggi saja, namun juga dikenal oleh masyarakat luas. “Di Museum Dirgantara Mandala inilah, kami belajar tentang tata pamer koleksi dan strategi pemasaran, agar masyarakat juga tertarik untuk mengunjungi Museum Dharma Wiratama,” jelasnya.

Mengenai koleksi Museum Dirgantara Mandala Letkol Inf Supriyanto Bowo Santoso mengakui bahwa di Museum Dirgantara Mandala inilah koleksi berbagai jenis pesawat terbang komplit dipamerkan.

Sementara itu Letkol Sus Drs. Sudarno menjelaskan bahwa kunjungan personel TNI AD ini selain merupakan ajang komunikasi juga sebagai sarana untuk tukar informasi berbagai hal yang berhubungan dengan permuseuman. “Dirgantara Mandala dan Dharma Wiratama merupakan museum dengan kategori Museum Sejarah dan Perjuangan, untuk itu keduanya harus siap memberikan informasi tentang perjuangan pendahulu kepada generasi penerus dengan baik dan benar,” pungkasnya (Tni.au.mil)



Lembaga Pengkajian Teknologi TNI-AD Ciptakan Robot Tempur

Salah satu robot ciptaan TNI-AD (photo : Melani101006)


MALANG - Siapa bilang anak negeri tidak mampu menciptakan teknologi perang, seperti produksi Pentagon Amerika Serikat atau negara maju lainnya.

Buktinya,meski dengan segala keterbatasan fasilitas yang dimiliki Lembaga Pengkajian Teknologi (Lemjitek) TNI AD, Karangploso,Kabupaten Malang, mampu menciptakan robot tempur. Robot tempur yang masih dalam bentuk prototype ini, sudah mampu dioperasionalkan dan diujicobakan di lapangan terbuka. Sistem operasionalnya juga sangat canggih, yakni menggunakan sistem kendali jarak jauh memanfaatkan gelombang radio.

Menurut salah seorang anggota teknisi lapangan Lemjitek TNI AD, Kapten Arh.Petrus Gunawan, prototype robot tempur ini sudah beberapa kali diujicobakan,dan mampu menempuh jarak hingga 1 km dari pusat kendali. ”Ukurannya 1,5 m kali 0,5 m dengan berat sekitar 100 kg. Robot ini memiliki mesin penggerak dua roda,dan mampu mengangkut beban hingga sekitar 150 kg, kecepatan maksimalnya bisa mencapai 60 km/jam,” terangnya. Robot yang diciptakan pada tahun 2009 dan belum memiliki nama ini, digerakkan dengan tenaga listrik dari dua baterei yang tersimpan di dalam bodi robot.

Dua baterei ini memiliki kekuatan 36 volt yang berfungsi untuk penggerak, dan 12 volt untuk sistem kontrolnya. Gunawan mengaku, kondisi robot ini belum sepenuhnya sempurna karena baru selesai proses perakitannya, kemungkinan masih sekitar 70-80% dari kondisi ideal yang diinginkan. Meski dinyatakan belum sepenuhnya sempurna, namun robot tempur ini memiliki kemampuan yang setara dengan robot tempur impor. Selain dapat dikendalikan secara jarak jauh, robot ini dilengkapi dengan kamera pengintai sebanyak enam unit,dan sensor ultra- sonic untuk mengenali setiap hambatan yang dihadapi.

”Kami juga memasang dua senjata perusak pada robot ini, yakni senapan mesin ringan (SMR) jenis Minimi kaliber 5,56 mm, dan roket anti tank Estalansa caliber 90 mm yang bisa dioperasionalkan dari jarak jauh,”ungkapnya. Rencananya Lemjitek TNI AD akan terus menyempurnakan robot tempur ini,bahkan akan mengusulkannya ke Lembaga Penelitian dan Pengembangan (Litbang) TNI AD,untuk dijadikan salah satu perlengkapan tempur. Teknisi lapangan Lenjitek TNI AD lainnya,Kapten Arm.Gatut Yuli Susanto mengaku,robot tempur ini sengaja dirancang untuk senjata pengintaian sehingga dilengkapi kamera dan alat sensor.

”Namun, apabila ada kondisi darurat seperti ada serangan dari lawan,baik senjata ringan maupun kendaraan tempur berat, robot ini mampu juga menjadi alat tempur yang efektif dan aman,karena bisa dikendalikan dari jauh”katanya.(Source : Seputar Indonesia)

Pemerintah RI Resmi Tutup Namru-2

JAKARTA - Pemerintah Indonesia secara resmi menghentikan kerja sama dengan Naval Medical Research Unit 2 (Namru-2).

Berkaitan dengan hal itu, Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari telah mengirim surat kepada pemerintah Amerika Serikat. "Dengan hormat, pemerintah Republik Indonesia menyatakan penghentian kerja sama," ujar Siti Fadilah seperti yang ditulis dalam suratnya kepada Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia, Cameron Hume.

Surat penghentian kerja sama itu disampaikan pada 16 Oktober dengan nomor 919/Menkes/X/2009. Surat juga ditembuskan kepada Menteri Luar Negeri, Menteri Pertahanan, Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat, dan Menteri-Sekretaris Negara.

Dalam suratnya, Fadilah menyatakan apresiasinya terhadap kerja sama dengan Namru dalam bidang kesehatan dan teknologi. "Pemerintah juga menyatakan penghargaan atas kerja sama yang telah dibangun sejak 16 Januari 1970,"katanya.

Beberapa waktu yang lalu kerja sama pemerintah dengan Namru-2 sempat menimbulkan polemik. Fadilah menghendaki kerja sama tersebut dihentikan karena tidak mendatangkan manfaat serta tak memberikan keadilan dan kesetaraan. Sejumlah politikus di Senayan juga menuntut hal serupa. Bahkan, dalam kaitan dengan kasus ini, sempat beredar tudingan bahwa Namru-2 melakukan aktivitas intelijen.

Namun, Menteri Pertahanan Juwono Sudarsono menyatakan, Namru-2 bukan operasi intelijen Amerika Serikat di Indonesia.
Alasannya, Namru-2 hanya badan pelaksana unit penelitian Angkatan Laut Amerika Serikat."Namru2 bukan mata-mata," kata Juwono di Jakarta, pertengahan Mei 2008.

Untuk mengurangi kontroversi, Juwono menyarankan agar dokter dari Angkatan Laut Indonesia dilibatkan dalam penelitian Namru-2."Dari Angkatan Laut harus disertakan mengawasi, meneliti, dan mendapat manfaat dari penelitian itu," ujarnya.

Source : korantempo

Kelelahan Jungle Survival, 10 Prajurit AS dievakuasi


BANYUWANGI - Marinir Amerika atau United States Marine Corps (USMC) menghadapi tantangan berat. Pasalnya, mereka harus menjalani latihan bertahan hidup di dalam hutan Selogiri, Banyuwangi, Jawa Timur, seperti yang dituturkan Kepala Tim (Katim) Survival Kapten Marinir M. Machfud di hutan Selogiri, Banyuwangi, Selasa (20/10).

Cuaca pagi itu sangat cerah dan sedikit demi sedikit mulai berangsur panas. Ratusan Prajurit Marinir Amerika tampak bersemangat dengan persiapan segala perlengkapan tempur seperti layaknya akan berangkat ke medan perang.

Senapan laras panjang M.16 A4 dan GPMG serta senjata canggih lainnya yang dilengkapi dengan infra merah tak pernah lepas dari genggaman mereka. Tak ketinggalan, peralatan komunikasi yang cukup canggih dan alat Global Positioning System (GPS).

Maklum, pasukan elit dari Amerika ini sedang bersiap akan mengikuti sesi latihan perang dan bertahan hidup di dalam hutan yang dikenal dengan istilah Jungle Survival, latihan ini dilakukan di hutan Selogiri, kecamatan Kalipuro, Banyuwangi.

Hutan Selogiri merupakan hutan tropis yang sangat mendukung untuk latihan perang dan memiliki karakteristik daerahnya memungkinkan pasukan untuk membuat manuver-manuver saat berperang di dalam hutan. Pohon-pohonnya sangat rindang. Gemericik air sungai yang jernih, suara burung dan hewan lainnya seakan menyambut Marinir Amerika untuk menjajal medan baru yang belum mereka kenal. “ Show me the jungle,” ungkap salah satu tentara Amerika kepada seorang pemandu dari Marinir TNI AL Serma Mar M. Ani Rosidin.

Latihan Survival kali ini diikuti 362 Marinir Amerika yang dipandu oleh 16 pelatih, 3 Interpreter, 4 Personel Komunikasi, 5 Prajurit Regu Pandu Tempur (Rupanpur) Korps Marinir TNI AL. Kegiatan survival ini merupakan bagian dari rangkaian latihan bersama Marinir Amerika dan Indonesia dangan nama Latihan bersama (Latma) Interoperability Field Training Exercise (IIP-FTX) 2009 yang digelar 17-24 Oktober 2009.

Latihan bersama yang dikomandani oleh Kolonel Marinir Nur Alamsyah ini dilakukan di empat tempat, antara lain di Pantai Banongan, Puslatpur Marinir Karangtekok, kecamatan Banyu Putih, Situbondo, Pasewaran dan hutan Selogiri, Banyuwangi.

Sebanyak 362 Prajurit Marinir Amerika yang menjelajahi hutan liar itu dibagi menjadi 2 gelombang, tiap gelombang dibagi menjadi 5 Tim yang tiap tim dipandu oleh para pelatih dan dokter dari Korps Marinir TNI AL.

Satu persatu tim di berangkatkan, didalam hutan, sudah disiapkan rintangngan dan jebakan ranjau yang dipasang sedemikian rupa sebagai tantangan. Blarr ... Sesekali terdengar suara ranjau yang meledak dari balik rerimbunan hutan. Tak ayal, para prajurit sempat kalang kabut. Namun mereka tetap saling koordinasi dan satu komando dengan komandan regunya.

Sebelum menjalani perang di dalam hutan, para prajurit Marinir Amerika ini dibekali beberapa pengetahuan dan wawasan terkait cara bertahan hidup di dalam hutan. ”Mereka juga kita ajari bagaimana cara makan tumbuh-tumbuhan di hutan, menghadapi hewan buas seperti ular dan beberapa jenis binatang buas lainnya”, terang Kepala Tim Survival Kapten Marinir M. Machfud.

Seorang pelatih lainnya Pelda Marinir Mujiono mempraktekkan bagaimana cara yang benar dalam menjinakkan ular. Beberapa prajurit Marinir Amerika pun juga ada yang mencoba makan beberapa jenis tumbuh-tumbuhan liar .

Dengan bekal logistik yang terbatas, seorang tentara memang dituntut bertahan hidup. Tiap gelombang latihan Survival ini memakan waktu empat hari empat malam. Tanpa persediaan makanan, pasukan diharapkan mampu bertahan selama empat hari empat malam.

Namun karena kelelahan dan tidak tahan dengan cuaca tropis, terhitung sejak Senin, 19 Oktober hingga Selasa 20 Oktober 2009 telah tercatat 10 prajurit Marinir Amerika yang tumbang dan tidak sanggup melanjutkan latihan survival dimedan latihannya para prajurit Korps Marinir TNI AL dari semua strata kepangkatan.

Ranus (26 th) berpangkat BFC kelahiran California misalnya, ia merupakan salah satu dari 10 Prajurit Marinir Amerika yang terpaksa harus dievakuasi oleh tim medis dari Korps Marinir Indonesia akibat kelelahan menghadapi hutan tropis yang menurutnya cukup berat dijadikan ajang latihan bertempur baginya.

source : DISPENAL

Peluncuran Roket Uji Muatan

Peluncuran Roket Uji Muatan


Peluncuran Roket Uji Muatan (RUM) Video pada tanggal 2 Juli 2008 di Lounching Pad Pameungpeuk Garut, merupakan hasil kerjasama antara Bidang Bangtekja Pusbangja dan Bidang Inwagan Pusterapan LAPAN. RUM dikembangkan oleh Bidang Inwagan Pusterapan, sedang muatan kamera video serta sistem penerimanya dikembangkan oleh Bidang Bangtekja Pusbangja LAPAN. Pada saat yang bersamaan juga diluncurkan 17 roket besar dan kecil lainnya termasuk RUM bermuatan GPS dan spanduk.



Spesifikasi RUM adalah, panjang 1145 mm, diameter 76 mm, berat 4.5 Kg dan berat propelan 1 Kg, kemampuan mengangkut muatan hingga 2.5 Kg dengan ketinggian jelajah hingga 1 Km.



Kamera video (mini CCTV) kembangan oleh Bidang Bangtekja LAPAN pada Nose cone RUM menghadap ke bawah kearah motor roket, serta yang dihubungan ke transmiter dengan power dari baterre mini (lithium 7.2 volt, 2000mAH). Berat total muatan kamera tersebut adalah 750g dan muatan tersebut dihubungankan dengan sistem separasi parasut pada RUM tersebut. Data dari RUM ditransmisikan ke Antena Receiver 2.4 MHz secara realtime dan direkam mulai dari awal peluncuran hingga akhir setelah Nose cone RUM dijatuhkan menggunakan parasut.

Hasil Pengembangan Roket Video

Peluncuran RUM Video 2 Juli 2008 di Garut

Sistem Akuisisi Data (Antena Receiver Video 2.4GHz, Perekam DVR & TV Monitor)


Salah contoh hasil peliputan daerah pertanian dari onboard kamera pada RUM

Pesawat Terbang Mini Nir Awak “Puna” Dioperasikan Pada 2010


Tangerang - Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) pada tahun 2010 segera mengoperasikan pesawat terbang mini nir awak atau “Puna” sebagai pendukung pertahanan keamanan nasional dan pengintai teroris.

Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) Kusmayanto Kadiman di Tangerang, Banten, Sabtu, mengatakan, BPPT sudah melakukan penelitian dan berhasil mengembangkan Puna sebagai pesawat pengintai dari udara terhadap apa yang sedang terjadi di darat dan laut.

Ia mengatakan, Puna nantinya akan digunakan oleh militer dan aparat kepolisian Indonesia dalam melakukan penyusupan terhadap aktivitas di daerah rawan konflik.

“Puna juga melakukan pengintaian terhadap teroris yang sedang bersembunyi di lokasi yang sulit dijangkau,” kata Menristek.

Pesawat Puna juga dilengkapi kamera mini untuk memotret kejadian di lapangan dan melaporkan kepada pihak terkait sebagai barang bukti.

Menristek mengatakan, pesawat Puna saat ini sedang dalam tahap proses pembuatan akhir dan akan dioperasikan pada tahun 2010.

“Kita ingin menunjukan pesawat Puna buatan peneliti Indonesia bisa digunakan sebagai pendukung keamanan nasional, jadi tidak harus dibeli dari luar negeri,” ujar Menristek.

Sementara itu, Direktur Pusat Teknologi Industri Pertahanan Keamanan BPPT, Joko Purwono menyatakan, Puna dapat mencapai ketinggian di udara hingga 120 kilometer (km).

Puna merupakan pesawat otonomos dilengkapi kamera pengintai dan tidak dikontrol melalui remote.

Joko menambahkan, Puna memiliki panjang badan empat meter dan panjang sayap tujuh meter dengan jangkau ketinggian yang cukup di atas udara.

“Pesawat Puna akan diproduksi tahun depan oleh PT Dirgantara Indonesia (DI), untuk saat ini pesawat tersebut sedang dalam proses penyempurnaan,”ujar Joko.

Selain itu, kata Joko BPPT juga mengembangkan dua pesawat pengintai mini tipe lain yakni pesawat Sriti seberat 10 kilogram (kg) dan pesawat pengintai yang dinamai Alap-Alap dengan berat 25 kg, untuk memantau perairan laut Indonesia.(Sumber : Antara)

9 Alasan Mengapa Indonesia Harus Me-reverse-enginering Pesawat F-16

Indonesia pernah memakai F-16 buatan AS. Menurut khabar F-16 TNI AU telah lama digrounded akibat embargo sewenang-wenang, sepihak dan tak bertanggung jawab oleh produsennya. Akibatnya pertahanan Indonesia menjadi mogok dan tak berfungsi. Indonesia sangat dirugikan secara materil dan politik

 Jawaban utama untuk menghidupkan kembali F-16 tersebut adalah dengan "reverse-enginering". Hanya saja perlu logika yang benar untuk melakukan hal itu. Berikut 10 Alasan utama mengapa Indonesia harus memproduksi saja "F-16" buatan Indonesia.

 

1. Indonesia adalah korban embargo AS yang menimbulkan digroundednya F-16. Sehingga semua peraturan mengenai hak cipta senjata AS di Indonesia sudah tidak berlaku, karena dibatalkan sepihak oleh AS dengan embargo tersebut.

2. Embargo tersebut telah membuat sistem pertahanan udara Indonesia sedemikian rapuh dalam beberapa tahun dan meningkatkan potensi sebagai korban serangan asing. Kedaulatan Indonesia pernah dalam bahaya akibat embargo tersebut.

3. Embargo tersebut telah membahayakan kru dan pilot-pilot patriot Indonesia.

4. Embargo tersebut telah membatalkan kewajiban Indonesia akan F-16 dan segala hak ciptanya, walau beberapa embargo tersebut sudah dicabut. Tapi berhubung embargo tersebut dijatuhkan tidak atas persetujuan Indonesia maka semuanya menjadi tak berlaku.

 

 

5. PT DI ternyata mempunyai kemampuan dalam memproduksi komponen F-16, sehingga tugas mereverse enginering F-16 adalah sangat mungkin diemban PT DI.

6. Kesempataan ini sangat mungkin dilakukan oleh PT DI untuk memproduksi pesawat aseli rancangan Indonesia. PT DI dapat memproduksi pesawat sekelas atau bahkan lebih ampuh dari F-16 dengan membuat pesawat lain berdasarkan riset yang didapat dari F-16.

 

 

7. Indonesia harus mandiri di sektor-sektor vital pertahanan tertentu seperti pesawat tempur, kapal Induk, sistem roket pertahanan (missile defense system) mengingat konsep perang baru yang bertumpu pada "air-superiority". Dan sekaligus mengingat sektor-sektor ini sangat jarang diekspor sebuah negara kecuali dengan harga yang sangat tinggi dan kemungkinan embargo lagi. Dan negara-negara yang menguasainya tak rela untuk alih teknologi.

 

 

8. Cara ini sudah jamak dilakukan di negara berkembang

 

9. Reverse enginering bukan sebuah yang haram atau dilarang dalam dunia teknologi. Indonesia sendiri pernah dan berpengalaman melakukan hal yang sama saat Indonesia baru merdeka dan bahkan AS sendiri menjiplak banyak mesin-mesin perang AU Naji Jerman dulu. China dan Russia apalagi, telah melakukan hal yang sama.

FInally dedicated for Indonesia

SRIKANDI Combat Trainer

terinspirasi oleh Shafagh dan Istrebitel-2000
saya memperkenalkan (walaupun masih dalam tahap penyelesaian)

SRIKANDI



konesp Combat trainer yang insya Allah bisa diwujudkan di Indonesia (kalo DPR berkenan mendanai)
Beberapa Gambar


ukuran pesawat in kurang lebih sebesar F-16 C/D


" Kita doakan semoga Mega proyek seperti ini bisa lebih baik dalam kurun waktu yang dekat agar kemandirian dan sekaligus menambah kekuatan militer indonesia.... "

Abu Ubaidah: Pembubaran OP Lebih Mudah Dibanding Pembubaran al Qassam



  Gaza – Infopalestina: Abu Ubaidah, juru bicara Brigade al Qassam, sayap militer Gerakan Perlawanan Islam Hamas, menegaskan bahwa pembicaraan tentang integrasi faksi-faksi perlawanan Palestina atau pembubarannya, adalah sesuatu yang tidak relevan dan tidak memiliki tempat di alam nyata, serta tidak bisa dilaksanakan dalam bentuk apapun.

Abu Ubaidah mengatakan dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan al Qassam, Selasa pagi (20/10), "Mimpi pembubaran al Qassam atau sayap-sayap militer perlawanan lainnya sulit dilaksanakan. Betapapun sebagian pihak mencoba menafsirkan apa yang tercantum dalam draf usulan Mesir terkait dengan masalah ini. Masing-masing memiliki interpretasi sendiri. Dengan demikian hal ini membutuhkan penjelasan menyeluruh."

Dia menambahkan, "Yang dapat kami tegaskan adalah bahwa pembubaran Otoritas Palestina (OP) lebih utama, lebih mudah dan lebih gampang disbanding pembubaran al Qassam atau faksi-faksi perlawanan lainnya. Jika ada definisi sebuah senjata legal maka itu adalah senjata mujahidin yang diarahkan kepada musuh. Kami tidak bisa menerima perlawanan disebut “milisi illegal”. Ini adalah plesetan yang membodohi rakyat yang mengerti apa itu senjata legal yang melindungi tanar air serta membela martabat rakyat dan apa itu senjata senjata ilegal yang digunakan untuk memburu para pejuang perlawanan, membunuh para mujahidin dan menjaga permukiman musuh."

Mengenai sikap al Qassam terhadap proposal Mesir "yang direvisi" berkaitan dengan perlawanan, Abu Ubaidah mengatakan, "Legalitas perlawanan, urgensi dan keniscayaannya, pada dasarnya sama sekati tidak bisa ditawar dan dirundingkan. Baik dalam putaran-putaran dialog rekonsiliasi atau yang lain. Namun karena musyawarah ini meliputi presentasi isu-isu politik besar, kami harus menegaskan bahwa dokumen atau proposal atau perjanjian apapun yang membahayakan perlawanan atau upaya memusnahkannya dan membelenggu rakyat Palestina maka itu adalah dokumen yang tidak lengkap, tidak bisa hidup dan tidak bisa turun ke dunia nyata."

Disebutkan bahwa Gerakan Perlawanan Islam Hamas telah menunda penandatanganan proposal rekonsiliasi Mesir "yang direvisi" karena adanya catatan-catatan yang ada padanya, di antaranya teks yang mengisyaratkan ilegalitas setiap formasi militer di luar kerangka struktur yang ditetapkan dinas keamanan (Otoritas Palestina)!. 

Pengamanan Pelantikan Presiden di Gedung Parlemen






JAKARTA - Sejumlah panser disiagakan untuk pengamanan di gedung DPR/MPR, Jakarta, Senin (19/10). Pengamanan oleh Polisi dan TNI tersebut dalam rangka pelantikan presiden dan wakil presiden 20 Oktober 2009. FOTO ANTARA/Ujang Zaelani/ama/09

Indonesia's Missile Program









Indonesia's Missile Program

JENIS PESAWAT TEMPUR


F-16I


F-5


Mitsubishi Japan F-2 (Jepang)



18 Super Hornet (Amerika)




SU 47 (Rusia)



Dessault Rafle (Francis)




SU 30 (Rusia)




Jas 39 Gripen (Swedia)



Chengdu J-10 (China)



F-22 Raptor (Amerika)



Su 34 (Rusia)



Eurofighter Typhoon (Britania Raya)




----------------------

Support Palestine