FPI ( Front Pembela islam )


500 Ribu Laskar Pembela Islam siap hadapi Invasi Militer AS ke Indonesia




Al-Habib Muhammad Rizieq Syihab, Lc. MA
Ketua Umum Front Pembela Islam
Ketua Rabithoh 'Alawiyah
Anggota Majelis A'la Dewan Imamah Nusantara
Kandidat Doktor bidang Syariah di Universiti Malaya.


Wawancara Ekslusif ini dimuat di Tabloid SUARA ISLAM edisi 70 tanggal 9-23 Rajab 1430 H Juli 2009 dengan reporter ABDUL HALIM.

Terjadinya kekacauan selama dua pekan pasca pilpres Iran yang mengakibatkan 20 korban tewas, tentu saja mengkhawatirkan bagi Indonesia. Pasalnya, sebagai sesama negara muslim dan berkembang, Indonesia selalu berada di bawah bayang-bayang pengaruh AS, terutama pada era rezim SBY yang dikenal sebagai antek negara. super power tersebut.

Maka tidaklah mengherankan jika pasca pilpres berpotensi besar terjadinya kekacauan massal jika ternyata nantinya dimenangkan pasangan capres cawapres JK-Wiranto. Sebab AS melalui CIA dan kaki tangannya di Indonesia tentu saja tidak akan rela menerima kekalahan SBY dan akan menggerakkan kerusuhan massal untuk menganulir hasil pilpres sebagaimana terjadi di Iran.

Front Pembela Islam (FPI) yang beranggotakan 7 juta orang dan tersebar di 28 propinsi di Indonesia, siap menggerakkan 500 ribu laskarnya guna menghadapi kemungkinan intervensi AS untuk menganulir hasil pilpres yang akan digelar pada 8 Juli nanti. Sebagai pendukung capres cawapres JK-Wiranto, ribuan laskar FPI siap mempertahankan kemenangan JK-Wiranto dari berbagai rongrongan dan gangguan pasca pilpres. Ribuan laskar FPI sudah dipersiapkan untuk menghadapi intervensi AS sejak dari operasi intelijen CIA sampai intervensi militer sekali pun, sehingga diprediksi akan sangat memanaskan suhu politik nasional dan berpotensi minimbulkan kekacauan massal seperti tahun 1998 lalu.

Berikut ini wawancara Abdul Halim dari Tabloid Suara Islam dengan Ketua Umum Majelis Tanfidzi Front Pembela Islam, Al-Habib Muhammad Rizieq Syihab MA, seputar partai Islam, pemilu dan pilpres.

Apakah partai-partai sekarang sedang jualan Islam ?

Ya. Baik Partai Islam mau pun Partai lainnya saat ini ramai-ramai berlomba jualan Islam, karena faktanya memang 90 persen pemilih adalah umat Islam. Saya pernah menulis di Tabloid Suara Islam tentang partai-partai jualan Islam. Tulisan tersebut sebagai kritik dan saran untuk seluruh Partai Islam. Tujuannya agar Partai Islam tidak menjadi Partai Jualan Islam. Selama 11 tahun usia FPI, kami selalu menyalurkan suara kami ke Partai Islam. Kami merasa Partai Islam milik kami, sehingga kami berkepentingan untuk mengawasi, mengontrol, memberikan saran dan kritik untuk pemenangan Partai Islam. Inti tulisan tersebut menyimpulkan bahwa sikap dan kebijakan Partai-Partai Islam selama ini terlalu terpaku kepada persoalan hukum, sedang persoalan etika sering diabaikan. Padahal masyarakat awam lebih menangkap etika ketimbang hukum. Ibarat seorang Kyai berjubah dan bersorban musafir di bulan Ramadhan, lalu di perjalanan mampir ke Restoran untuk makan siang. Secara"hukum" tidak mengapa, karena ia musafir, tapi secara "etika" pemandangan macam itu membingungkan sekaligus mengagetkan masyarakat awam. Seperti itulah yang dilakukan Partai Islam selama ini, sehingga banyak masyarakat awam menilai bahwa Partai Islam dan Partai lainnya sama saja.

Lalu tanggapan Habib terhadap fenomena tersebut ?

Sangat prihatin ! Karena Partai Islam tidak lagi memainkan Politik Syariat yang beretika, tetapi Politik Kepentingan atau Politik Pragmatis yang menghalalkan segala cara. Partai Islam sudah melakukan politik "Dagang Babi" bukan lagi "Dagang Sapi". Tanpa punya rasa malu, Partai Islam menjadi rakus kursi, jabatan, kedudukan dan kekuasaan. Akhirnya, Partai Islam melacurkan diri dalam pelacuran politik. Innaa Lillaahi wa innaa ilaihi rooji'uun !

Salah satu bukti pelacuran politik yang dimainkan Partai Islam, lihat saja pernyataan sinis dan bodoh salah seorang Pimpinan Partai Islam saat menyindir isu "Jilbab" istri Capres Cawapres dengan menyatakan hanya soal "selembar kain". Padahal jilbab itu persoalan syariat, persoalan hukum Allah. Siapa melecehkan jilbab berarti melecehkan hukum Allah. Astaghfirullaah...!

Partai Islam ternyata tidak memiliki capres sendiri, bagaimana tanggapan Habib ?

Sangat kami sesalkan ! Partai Islam dan berbasis massa Islam, kalau bersatu suaranya bisa mencapai 29 persen sehingga dapat mengajukan satu pasangan capres cawapres. Sudah kami sampaikan ke Partai Islam, jika Partai Islam mengusung sepasang capres cawapres tanpa koalisi dengan partai di luar mereka, akan kami dukung sepenuhnya tanpa meminta apa pun. Itu karena kami yakin bahwa persatuan Partai Islam akan melahirkan sikap dan keputusan yang Islami. Kami menginginkan adanya wihdah (persatuan) di antara Partai Islam dan Partai Berbasis Islam. Tetapi kenyataannya, Partai Islam tidak percaya diri dan takut kalah. Partai Islam menggunakan Kalkulasi Pedagang, bukan Kalkulasi Pejuang. Kalkulasi Pedagang adalah Kalkulasi Peluang, yaitu ada peluang terjang tidak ada peluang menghilang, menang kalah menjadi nomor depan. Sedang Kalkulasi Pejuang adalah Kalkulasi Daya Kerja, yaitu dengan Daya Kerja sedikit apa pun akan memanfaatkan peluang sekecil apa pun, menang kalah nomor belakang.

Nah, Partai Islam sudah tidak percaya diri, tersihir oleh popularitas SBY dan Partai Demokrat, terjebak dalam rekayasa survey. Partai Islam takut kalah dan takut tidak kebagian kue kekuasaan. Akhirnya, dengan Kalkulasi Peluang, Partai Islam lebih suka "nebeng" peluang besar SBY ketimbang menciptakan peluang sendiri, alasannya yang penting dapat "kue".

Jadi, partai Islam sebagai Partai Jualan Islam, kini terbukti.

Kini, partai-partai Islam ramai-ramai dukung SBY, menurut Habib ?

Hina dan Nista ! Sangat menjijikkan ! SBY itu Pelindung Ahmadiyah, Anti Syariat, Pembela Sepilis (Sekularisme, Pluralisme dan Liberalisme), Antek Neolib, Pemuja Amerika yang mencintai Amerika dengan segala kesalahannya sesuai pernyataannya sendiri. SBY juga Angkuh, Sombong, Sok Kuasa dan Diskriminatif. Itu semua fakta, bukan fitnah. Kok Partai Islam mengusung capres macam ini.

Kami melihat tokoh-tokoh Partai Islam dan berbasis Islam serta Ormas Islam jauh lebih layak untuk diusung, sebut saja DR.Hidayat Nur Wahid, MS.Ka'ban, Surya Dharma Ali, KH.Ma'ruf Amin, KH.Hasyim Muzadi, dll. Kenapa SBY yang Anti Islam yang diusung ?! SBY itu punya catatan buruk, dia terlibat peristiwa Kudatuli di era Orde Baru, dan saat menjadi Menkopolkam di zaman Megawati dia adalah arsitek penangkapan Ulama dan Aktivis Islam. Saat itulah, saya, Ust.Abu Bakar Ba'asyir dan Ust.Ja'far Umar Thalib ditangkap dan ditahan. Dan di tahun 2008, saya dan Munarman dijebloskan ke penjara terkait insiden Monas, sedang AKKBB yang dinyatakan oleh Kapolri sebagai Biang Kerok insiden tersebut dilepaskan, bahkan kini ramai-ramai jadi Tim Suksesnya. Sangat Rasis dan Fasis !

Ada yang berpendapat, jika partai Islam mengusung pasangan capres dan cawapres sendiri dan akhirnya menang, maka nasibnya akan seperti partai FIS di Aljazair, Ikhwanul Muslimin di Mesir dan partai AKP di Turki. Bagaimana komentar Habib ?

Ironis. Partai Islam tidak percaya diri dan ketakutan tidak pada tempatnya. Kalau Partai Islam bersatu dan mengusung satu pasangan capres-cawapres yang Islami, maka seluruh ormas Islam akan mendukung penuh. Kalau umat Islam bersatu, tidak bisa dikalahkan. Jangan kita berfikir seperti di Aljazair atau tempat lainnya, karena jelas kondisinya berbeda.

Partai Islam di Indonesia tidak perlu takut. Kita ikut pemilu yang konstitusional. Kalau Partai Islam menang, berarti kemenangan sah dan konstitusional. Semua pihak mesti menerima dan menghargai, karena Pemilu merupakan koridor legal yang telah disepakati. Nah, Jika ada yang ingin mengkudeta, ya kita lawan. Orang Betawi bilang, "Ikan Bawal Buah Terong, Elu Jual Gue Borong ! ". Jadi, jika musuh beraksi, ya kita bereaksi dong. Semut kecil, kalau diinjak tetap menggigit. Jika musuh berani mati untuk Thoghut, masa' kita takut mati untuk Allah SWT !

Seandainya Partai Islam bersatu dan memiliki capres-cawapres serta menang, maka Indonesia menjadi negara bersyariatkan Islam ?

Kalau bicara soal perjuangan penerapan Syariat Islam memang menjadi kewajiban segenap umat Islam. Siapa pun presidennya, partai apa pun yang menang, perjuangan penegakan Syariat Islam adalah kewajiban. Kita tidak boleh terpaku pada menang atau kalah dalam pileg dan pilpres, siapa pun presidennya kita tetap berjuang. Apa pun partai yang menang kita tetap berjuang.

Dan memang jika Partai Islam dengan Capres Cawapresnya menang, insya Allah perjuangan penegakan Syariat Islam akan lebih mudah dan lebih lancar. Justru itulah, umat Islam sebenarnya berharap Partai Islam bersatu dengan mengusung Capres Cawapres yang Islami.

Apakah setelah Habib bertemu JK kemudian mendukung pasangan JK-Wiranto dan meninggalkan partai Islam ?

Pada awalnya kami melakukan kajian, bagaimana FPI menyikapi pilpres 2009. Selama 11 tahun usia FPI, tidak pernah terlibat usung-mengusung capres cawapres atau mendukung satu partai tertentu. Kami selalu menggiring seluruh anggota FPI untuk mendukung partai Islam, tetapi tidak disebut partai Islam yang mana. Selama partai itu berasaskan Islam dan memperjuangkan syariat Islam, maka akan kami dukung. Karena itulah banyak aktivis FPI yang tersebar di berbagai partai Islam seperti PKS, PBB, PPP, PKNU dan PBR, yang penting partai Islam. Jadi, selama 11 tahun ini FPI tidak pernah berpolitik praktis untuk dukung mendukung.

Namun saat ini, ada perubahan serius dalam percaturan politik di Indonesia. Kondisi tersebut menuntut FPI untuk bersikap dan lebih berperan secara nyata. Agenda Nasional Perjuangan FPI saat ini adalah PEMBUBARAN AHMADIYAH. Sejak jauh-jauh hari, sebelum saya dan Munarman dijebloskan ke penjara, FPI telah menitipkan amanat aspirasi ini kepada Partai Islam, ternyata mereka berkhianat. Tak satu pun Partai Islam yang mengusung SBY membuat Kontrak Politik tentang Pembubaran Ahmadiyah, karena memang SBY Pelindung dan Pembela Ahmadiyah.

Berangkat dari situlah, akhirnya FPI menetapkan Visi, Misi dan Strategi berkaitan dengan pilpres 2009. Visi FPI adalah Pembubaran Ahmadiyah. Misinya Tumbangkan SBY, karena Ahmadiyah tidak akan bubar selama SBY berkuasa. Saat ini saja yang SBY sedang butuh suara umat Islam, dia tidak peduli dengan aspirasi umat untuk bubarkan Ahmadiyah, apalagi kalau nanti dia menang, dia akan lebih angkuh karena sudah tidak butuh lagi suara umat. Jadi, kalau mau Ahmadiyah bubar, ya Tumbangkan SBY. Tapi menumbangkannya kan harus konstitusional. Nah, Pilpres adalah momentum paling tepat dan efektif untuk merubuhkan rezim takabbur ini secara konstitusional. Tentu saja Misi Penumbangan SBY mesti dengan Strategi. Maka Strateginya adalah dengan memenangkan JK-Wiranto, karena keduanya secara tegas menyampaikan dalam paparan visi misinya melalui wawancara, dialog, debat, dsb, secara eksplisit mau pun implisit, yang disebarluaskan berbagai media cetak mau pun elektronik, bahwa siapa pun yang menistakan suatu agama harus dilarang. Dan keduanya juga secara terbuka memberi jaminan pelaksanaan ibadah dan syariah bagi semua umat beragama. Bagi FPI, pernyataan tersebut adalah sebuah komitmen terbuka JK-Wiranto kepada umat Islam dan bangsa Indonesia.

Selanjutnya, FPI membuka komunikasi dengan JK-Wiranto melalui beberapa kali pertemuan dan diskusi, yang akhirnya kami percaya dengan I'tikad baiknya serta komitmennya untuk membangun Indonesia dengan Akhlaqul Karimah. FPI pun mendukung JK-Wiranto dengan menitipkan AMANAT jaminan menjalankan ibadah / syariat bagi tiap umat beragama sesuai ajarannya masing-masing, dan Pelarangan segala bentuk penistaan dan penodaan terhadap agama apa pun. FPI mendukung tanpa pamrih duniawiah. FPI tidak minta uang sesenpun, FPI tidak menuntut jatah kursi, bahkan tidak butuh fasilitas apa pun.FPI mendukung JK-Wiranto dengan ikhlas dan tawakkal.

Itulah sebabnya,FPI meninggalkan Partai Islam. Bahkan kini, semakin kuat desakan arus bawah agar FPI mendirikan Partai Islam sendiri sebagai wadah penyaluran aspirasi politik anggota dan simpatisannya.

Bagaimana kalau JK-Wiranto menang lalu khianat, maklum mereka berdua kan pernah menjadi bagian dari Orde Baru sebagimana tudingan salah satu Partai Islam ?

Kami titip amanat atas dasar husnu zhonn dan saling percaya. Insya Allah keduanya akan menjalankan amanat umat. Jika ternyata sebaliknya, maka perjuangan FPI makin panjang. Pada prinsipnya, siapa pun presidennya dan partai mana pun yang menang, FPI tetap akan memperjuangan penegakan syariat Islam dan Pembubaran Ahmadiyah hingga akhir hayat.

Pembubaran Ahmadiyah adalah harga mati yang tidak bisa ditawar. Ini masalah aqidah yang sangat prinsip dan mendasar. Ingat, aqidah atau ideologi suatu bangsa akan melahirkan sikap sosial masyarakatnya. Sikap sosial tersebut yang akan membentuk karakter ekonominya. Lalu karakter ekonomi inilah yang akan mengatur arah politiknya. Jika aqidahnya Islam, maka akan melahirkan sikap sosial yang Islami. Dan sikap sosial Islami akan membentuk karakter ekomomi yang syar'i. Lalu karakter ekonomi syar'i akan mengatur arah politik yang beretika Islam. Sebaliknya, jika ideologinya Liberal, maka akan melahirkan sikap sosial yang Liberalis, selanjutnya akan membentuk karakter ekonomi yang kapitalis, akibatnya arah politiknya akan bersifat machiavellis yaitu menghalalkan segala cara. Jadi, masalah sosial, ekonomi dan politik tergantung aqidah dan ideologinya. Karena itulah, FPI menilai Capres Cawapres dari aqidahnya.

Soal tudingan Orba, SBY itu juga Orba, bahkan pernah menjadi alat Orba untuk memberangus PDI Megawati. Kan lucu, Partai Islam menolak JK-Wiranto dengan alasan Orba, tapi yang diusungnya lebih dari sekedar Orba, yaitu Antek Amerika yang memuja Amerika dengan segala kebejatannya.

Bagaimana pandangan Habib mengenai pasangan Mega-Prabowo ?

Megawati adalah seorang marhaen sejati. Kedekatannya dengan rakyat kecil sebagai suatu prestasi tersendiri yang telah menarik simpatik rakyat kecil, baik dengan kharisma yang dimilikinya atau kharisma ayahnya, Bung Karno. Namun tidak bisa kita pungkiri, Mega dengan partainya selama ini sebagai partai sangat sekuler, partai yang selama ini banyak menghalangi aspirasi yang bernuansa Islam, seperti RUU APP yang kita perjuangkan. Bahkan PDIP adalah partai yang paling galak maju ke depan untuk menjegal RUU APP waktu itu, bahkan termasuk pelopor penolakan terhadap Perda Syariat. Juga mengenai Ahmadiyah, PDIP sikapnya ikut melindungi Ahmadiyah, sehingga FPI tidak bisa menitipkan amanahnya kepadanya, walaupun cawapresnya Prabowo sebetulnya kita mempunyai harapan. Prabowo dikenal cukup berani mengambil keputusan, cukup cerdas dan berpengalaman dalam dunia pergerakan. Tetapi yang menjadi persoalan adalah beliau hanya cawapres atau orang kedua sehingga ke depan tidak memiliki wewenang. Ditambah lagi, FPI menolak Presiden Wanita.

Pasca pilpres Iran terjadi kerusuhan massal yang digerakkan AS dan Inggris karena kemenangan mutlak Ahmadinedjad. Seandainya nanti JK-Wiranto menang dari SBY-Boediono yang dikenal sebagai sebagai antek AS, sehingga AS menggerakkan kerusuhan massal untuk menganulir hasil pilpres, apa langkah yang akan diambil Habib ?

FPI secara resmi sudah menyatakan mendukung, memilih dan akan memenangkan JK-Wiranto dalam pilpres 2009. Insya Allah, jika menang maka ke depan komitmen ini akan berlanjut. Selama JK-Wiranto memimpin negara RI, tidak menentang Al Qur’an dan As Sunnah dan selama kebijakannya tidak bertentangan dengan syariat Islam, maka akan tetap kami dukung.

Kalau ada intervensi asing yang ingin menganulir hasil Pilpres berarti ingin mengobok-obok dan mengacak-acak NKRI, maka FPI akan berada di front paling depan melawan mereka. Jadi tidak usah khawatir dengan intervensi AS. Andai AS menurunkan bala tentaranya sekali pun, akan kami lawan mereka. Hidup mulia atau Mati Syahid, itu pilihannya. Tidak perlu khawatir, kalau umat Islam sudah bersatu tidak akan bisa dikalahkan. Kekuatan musuh sebesar apa pun, tidak akan pernah bisa mengalahkan kekuatan umat Islam yang bersatu.

Mengapa takut dengan AS, padahal AS tidak ada apa-apanya ! Sudah berapa ribu tentara AS yang mati di Afghanistan. Sebanyak 5000 tentara AS mati konyol di Irak. Kalau AS coba-coba menganggu kedaulatan NKRI, kemudian mencoba-coba menganulir hasil pilpres pilihan rakyat, mencoba menurunkan secara fisik militer mereka, maka Indonesia akan kami jadikan kuburan massal bagi tentara AS dan antek-anteknya. Hasbunallaah wa Ni'mal Wakiil, Ni'mal Maulaa wa Ni'man Nashiir. Wa Laa Haula wa Laa Quwwata illaa billaahil 'Aliyyil 'Azhiim. Allahu Akbar !

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan komentar pajak ditanggung pemilik blog ^-^

----------------------

Support Palestine