7 Prajurit AS Cedera Dalam Ledakan Bom di Irak

Serangan bom mobil di kota bagdad, irak,kamis (5/6) mengakibatkan 10 orang tewas dan 57 orang luka-luka. (ANTARA/REUTERS/Ahmed Malik/)

Baghdad (ANTARA News/AFP) - Tujuh prajurit AS dan seorang Irak yang menjadi penerjemah mereka cedera dalam ledakan bom di kota Al-Sharqat, Irak utara, kata seorang juru bicara militer AS, Senin.

Prajurit-prajurit itu sedang dalam perjalanan ke arah kendaraan mereka setelah menemui para pejabat daerah di kota itu, yang terletak sekitar 300 kilometer sebelah utara Baghdad, ketika bom itu meledak Minggu pukul 13.00 waktu setempat.

Mereka diangkut ke sebuah rumah sakit militer, kata jurubicara itu.

Pasukan AS ditarik dari daerah-daerah perkotaan Irak sebagai bagian dari perjanjian keamanan utama antara Baghdad dan Washington yang menetapkan penarikan penuh pasukan AS pada akhir 2011.

Penarikan pasukan tempur AS pada 30 Juni dari pangkalan-pangkalan perkotaan itu dipuji Perdana Menteri Irak Nuri al-Maliki sebagai tonggak sejarah dalam pemulihan kedaulatan Irak dalam lebih dari enam tahun setelah invasi pimpinan AS yang menggulingkan pemerintah Saddam Hussein.

Penarikan itu juga merupakan tonggak sejarah dalam cetak biru penarikan penuh AS sebelum 2012, yang mengalihkan tanggung jawab kepada pasukan polisi dan militer Irak dibentuk ulang sejak 2003 dan masih kurang pengalaman, peralatan dan keterampilan tertentu.

Berdasarkan perjanjian itu, pasukan AS harus mendapat izin Irak untuk melakukan operasi militer, atau pasukan Irak bisa meminta bantuan.

Letjen Charles Jacoby Jr, yang mengambil alih pada April sebagai kepala operasi harian di Irak, mengakui bahwa ada kenaikan tingkat kekerasan dalam beberapa hari terakhir ini namun mengatakan, itu merupakan salah satu hal yang diperkirakan dari pemberontakan, yang bertahan di daerah-daerah etnik keagamaan seperti provinsi-provinsi Nineveh, Kirkuk dan Diyala.

Dua serangan bom bunuh diri menewaskan 34 orang pada Kamis di Afar, sebuah kota di Nineveh, yang dihuni penduduk minoritas Turki.

Maliki telah memperingatkan pada Juni bahwa gerilyawan dan milisi mungkin meningkatkan serangan mereka dalam upaya merongrong kepercayaan masyarakat pada pasukan keamanan Irak.

Sejumlah serangan bom besar dilancarkan sejak itu, dan yang paling mematikan adalah serangan bom truk pada 20 Juni di dekat kota wilayah utara, Kirkuk, yang menewaskan 72 orang dan mencederai lebih dari 200 lain dalam serangan paling mematikan dalam 16 bulan.

Serangan bom pada 24 Juni di sebuah pasar di distrik Syiah Kota Sadr di Baghdad timurlaut juga merupakan salah satu yang paling mematikan pada tahun ini, yang menewaskan sedikitnya 62 orang dan mencederai sekitar 150.

Namun, Maliki dan para pejabat tinggi pemerintah menekankan bahwa 750.000 prajurit dan polisi Irak bisa membela negara dari serangan-serangan yang dituduhkan pada gerilyawan yang terkait dengan Al-Qaeda dan kekuatan yang setia pada almarhum presiden terguling Saddam Hussein.

Hanya sejumlah kecil pasukan AS yang menjadi pelatih dan penasihat akan tetap berada di daerah-daerah perkotaan, dan sebagian besar pasukan Amerika di Irak, yang menurut Pentagon berjumlah 131.000, ditempatkan di penjuru lain.

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan komentar pajak ditanggung pemilik blog ^-^

----------------------

Support Palestine