Tampilkan postingan dengan label China. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label China. Tampilkan semua postingan

China akan Tambah Rudal ke Arah Taiwan

TAIPEI--MI: China akan meningkatkan jumlah rudalnya yang diarahkan ke Taiwan mencapai 1.900 pada akhir tahun ini kendatipun hubungan menghangat antara dua bekas seteru itu.


Para pakar militer memperkirakan Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) (China kini memiliki lebih dari 1.600 rudal yang ditujukan terhadap pulau itu.

Tetapi laporan-laporan media baru-baru ini mengatakan PLA mungkin meningkatkan jumlah rudal balistik jarak dekat dan rudal jelajah yang mengarah ke Taiwan menjadi 1.960 sebelum akhir tahun ini.

"Berdasarkan dari kapasitas pabrik mereka, PLA dapat meningkatkan jumlah rudal yang ditargetkan ke Taiwan sebelum akhir tahun ini," kata Wakil Menteri Pertahanan Taiwan Andrew Yang, Rabu (21/7).

Walaupun ketegangan di lintas Selat Taiwan mereda sejak pemerintah Presiden Ma Ying-Jeou yang bersahabat dengan China berkuasa tahun 2008,"Beijing tidak pernah mengurangi kekuatan militernya menghadapi Taipei," kata yang mengingatkan.

Beijing berulang-ulang berikrar akan menduduki Taiwan seandainya pulau itu mengumumkan kemerdekaan resmi walaupun Taiwan memiliki pemerintah sendiri akhir perang saudara tahun 1949.

Yang tidak membicarakan kemungkinan bukti yang menunjukkan satu peningkatan pembangunan rudal oleh PLA.

Ancaman militer memicu Taiwan melancarkan pelatihan perang yang mensimulasi invasi China.

Presiden Taiwan itu juga brikrar akan membangun angkatan bersenjata yang lebih kuat sebagai satu pencegahan terhadap agresi Beijing, sementara juga berjanji akan mendorong satu perjanjian perdamaian untuk mengakhiri permusuhan lebih dari enam dasa warsa. (Ant/OL-3/Ars)

MediaIndonesia

Cina Gelar Latihan Militer Skala Besar

Beijing,Cina menggelar latihan angkatan laut dan udara skala besar di pantai tenggara, Laut Cina Selatan, pekan ini. Latihan militer ini menyusul latihan gabungan Korea Selatan dan Amerika Serikat beberapa hari lalu, yang ditentang keras oleh Cina dan Korea Utara.

Latihan menggunakan peluru tempur di Laut Cina Selatan Senin itu juga terjadi tiga hari setelah Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton mengatakan penyelesaian sengketa di perairan yang disengketakan itu penting bagi stabilitas regional.

Kantor berita Cina, Xinhua melansir, satu kelompok besar kapal selam dan kapal tempur dari Angkatan Laut Tentara Pembebasan Rakyat menembakkan rudal dengan pemandu, dan menguji sistem pertahanan udara anti-rudal dalam latihan tersebut. Pesawat terbang angkatan laut juga melakukan operasi pengawasan udara, sementara pasukan altileri juga menggelar latihan di pantai timur Cina.

Latihan militer AS-Korsel dilakukan sebagai peringatan kepada Korut, sekutu Cina, menyusul tenggelamnya sebuah kapal perang Korsel. Seoul menuding peneggelaman kapal itu kapal selam Korut.

Beijing menyatakan kecemasannya terhadap latihan 25-28 Juli lalu itu, yang semula diduga akan diselenggarakan di Laut Kuning yang memisahkan Cina dengan semenanjung Korea, namun kemudian dipindahkan ke Laut Jepang menyusul protes Beijing. Beijing juga memperingatkan dan menentang aksi-aksi selanjutnya yang menurutnya akan meningkatkan ketegangan-ketegangan di kawasan.

Cina sendiri adalah sekutu terdekat Korea Utara dan mitra perdagangan, yang menolak ikut bergabung dalam kecaman internasional terhadap Pyongyang berkaitan dengan insiden tenggelamnya korvet Cheonan.

Source : (Ant)(tvOne)

Cina Resmi Pensiunkan Jet Tempur J-6


13 Juni 2010 – Angkatan Udara PLA secara resmi Sabtu (12/06), mempensiunkan jet tempur J-6 diberitakan televisi Cina.

Jet tempur J-6 versi MiG-19 Farmer buatan Uni Sovyet. Uni Sovyet menghentikan produksi MiG-19 pada 1957. Cina memproduksi sekitar 4000 J-6 dari 1958 hingga pertengahan 1980-an.

Jet tempur J-6 merupakan jet tempur utama Cina hingga pertengahan 1990-an. Cina mempensiunkan J-6 dari tugas tempur 2005. Sejumlah kecil digunakan sebagai drone dan jet latih.

Cina telah mengekspor F-6 (versi ekspor J-6) ke sejumlah negara berkembang dan turut digunakan dalam sejumlah konflik senjata termasuk Perang Vietnam.

F-6 diberitakan masih digunakan di Iran, Myanmar, Korea Utara dan Sudan.

Jet tempur J-6 mempunyai kecepatan maksimal 1,45 March, jarak jelajah 640 km, ketinggian maksimal 17,900 meter, mampu membawa persenjataan seberat 500 kg.

RIA Novosti/Berita HanKam

Panglima TNI Terima Wakil Ketua Komisi Sentral RRC

21 Mei 2010, Jakarta -- Panglima TNI, Jenderal TNI Djoko Santoso, menerima kunjungan kehormatan Wakil Ketua Komisi Sentral Militer Republik Rakyat China (RRC), Jenderal Guo Boxiong, di Mabes TNI Cilangkap Jakarta Timur, Jumat (21/5). Kunjungan kehormatan tersebut diawali dengan jajar kehormatan di lapangan Plaza Mabes TNI.

Dalam kunjungan tersebut, Jenderal Guo Boxiong menyatakan bahwa hubungan persahabatan antara rakyat Tiongkok dengan rakyat Indonesia telah terjalin sejak lama. Diharapkan kunjungan kehormatan ini akan lebih meningkatkan hubungan diplomatik antara kedua negara, khususnya hubungan kedua Angkatan Bersenjata serta memperluas dan memperkokoh kepercayaan serta meningkatkan kerja sama.

Sedangkan Panglima TNI dalam sambutannya mengatakan, bahwa kunjungan Jenderal Guo Boxiong merupakan suatu kehormatan bagi TNI. Hubungan kedua Angkatan Bersenjata telah terjalin sejak lama di berbagai bidang, antara lain bidang pendidikan, peninjauan latihan, seminar dan penggunaan alat militer guna memenuhi kebutuhan pertahanan Republik Indonesia.

Panglima TNI mengharapkan kunjungan Wakil Ketua Komisi Sentral Militer Republik Rakyat China ini akan memberikan dampak positif dan konstruktif bagi peningkatan hubungan kerja sama kedua Angkatan Bersenjata yang telah berlangsung lama dan saling menguntungkan. Selama ini, kerja sama di bidang militer yang telah terjalin, dirasakan sangat bermanfaat bagi TNI dalam menjalankan tugas pokoknya dan diharapkan dapat ditingkatkan di masa yang akan datang.

Turut mendampingi Panglima TNI dalam menerima kunjungan tersebut diantaranya adalah Kepala Staf Angkatan Darat, Jenderakl TNI George Toisutta, Kepala Staf Angkatan Udara, Wakil Kepala Staf Angkatan Laut, Kasum TNI, Irjen TNI, Kapuspen TNI Mayjen TNI Aslizar Tanjung SE,MBA dan para Asisten Panglima TNI.


Puspen TNI

RI dan China Ingin Kembangkan Rudal

Rudal C-802 Buatan ChinaINDONESIA menawarkan kerja sama kepada China dalam produksi rudal. Selama ini TNI AL dan TNI AU telah menggunakan rudal C-802 buatan Negeri Tirai Bambu itu.

“Kami mengundang mereka (China), antara lain untuk produksi bersama rudal, ” kata Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro usai menerima kunjungan kehormatan Wakil Ketua Komisi Militer Tentara Pembebasan Rakyat (Central Commission of The People Liberation Army/PLA) Jenderal Guo Boxing, di Jakarta, Jumat.

“Kebutuhan rudal ini sangat besar. Jadi kalau kita bisa produksi bersama, tentu kita juga bisa memproduksi tidak saja untuk kebutuhan TNI AL dan TNI AU, tetapi juga pasar luar negeri,” kata Purnomo.

Selain produksi bersama alat utama sistem senjata seperti rudal, Indonesia juga menawarkan hal serupa untuk produk non-alat utama sistem senjata seperti seragam, makanan kaleng, perlengkapan seragam dan lainnya.

“China memiliki anggota militer jumlahnya sekitar 2,5 juta orang, dan China sangat membutuhkan produk-produk non-alat utama sistem senjata. Indonesia sangat mampu untuk mendukung kebutuhan mereka,” katanya.

Tentang tanggapan China atas tawaran Indonesia tersebut, Menhan Purnomo mengatakan, mereka sangat menerima tawaran tersebut dan akan dibahas lebih lanjut. “Bagaimana pun kan tetap ada hitungan bisnisnya, dan tetap harus dipertimbangkan tentang kandungan lokal dari masing-masing produk yang akan dikerjasamakan produksinya,” katanya.

Sebelumnya, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menerima kunjungan kehormatan delegasi Komisi Militer China di Kantor Presiden, Kamis (20/5) pukul 18.00 WIB. Mereka datang dipimpin Wakil Ketua Komisi Militer Jenderal Guo Boxiong, Laksamana Madya Sun Jiangua, dan Duta Besar RRT untuk Indonesia Zhang Qiyue.

“Saya perlu menyampaikan bahwa hubungan kedua negara baik sekali dan terus berkembang. Demikian juga hubungan saya dengan Presiden Hu Jintao dan PM Wien Jibao juga berjalan dengan baik. Mudah-mudahan kedua tentara juga bisa meningkatkan kerja samanya,” kata Presiden SBY di awal pertemuan.

Usai pertemuan, Menhan Purnomo Yusgiantoro menjelaskan ada empat hal yang dibahas. Yakni pendidikan, mengembangkan Universitas Pertahanan, tukar-menukar pejabat, dan keempat itu latihan militer bersama.

Saat menerima tamunya, Presiden SBY didampingi Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, Menteri Sekertaris Negara Sudi Silalahi, Wakil Menteri Luar Negeri Triyono Wibowo, dan Sekertaris Kabinet Dipo Alam.

Jurnas

Anggaran Belanja Militer China Rp 722 Triliun buat 2010


5 Maret 2010, Beijing -- China mengumumkan kenaikan anggaran militer sebesar 7,5 persen dari belanja militer aktual tahun 2009, yaitu sebesar 532,1 miliar yuan atau Rp 722 triliun untuk tahun 2010. Kenaikan itu merupakan kenaikan anggaran militer terkecil dalam dua dekade terakhir.

Angka 7,5 persen itu memecah serangkaian kenaikan yang selalu dua digit, setidaknya dalam dua dekade terakhir. Angka itu juga kurang dari separuh rata-rata kenaikan sepanjang tahun 1999-2008 sebesar 15,9 persen. Data dari kabinet China menunjukkan bahwa terakhir kali kenaikan satu digit dalam anggaran militer adalah pada 1980-an.

Tahun lalu China mengumumkan kenaikan anggaran militer sebesar 14,9 persen dari tahun 2008 menjadi 480,7 miliar yuan (Rp 652,3 triliun).

”China berkomitmen terhadap perdamaian. Satu-satunya tujuan kekuatan militer China adalah untuk melindungi kedaulatan dan integritas wilayah China,” kata Li Zhaoxing, juru bicara Kongres Rakyat Nasional (NPC), Kamis (4/3), menjelang pembukaan rapat tahunan parlemen.

Li mengatakan, jumlah itu masuk akal mengingat luasnya wilayah dan banyaknya penduduk China. China, kata Li, telah menjaga belanja militer dengan menyeimbangkan konstruksi pertahanan dengan pembangunan ekonomi.

Sebagian besar anggaran itu, kata Li, akan digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan 2,3 juta personel militer China dan untuk modernisasi militer. ”Ini akan membantu China menghadapi sejumlah ancaman militer dan meningkatkan kapabilitas untuk bermacam-macam tugas militer,” ujarnya.

Dia menegaskan bahwa kenaikan itu hanya sebesar 1,4 persen dari produk domestik bruto China dibandingkan dengan lebih dari 4 persen di AS serta 2 persen di Inggris, Perancis, dan Rusia.

Meredam kritik

Para pakar soal militer China mengatakan, perlambatan angka kenaikan anggaran militer tampaknya dimaksudkan untuk meredam kritik dari dalam negeri yang mungkin muncul karena militer menikmati anggaran besar di tengah melambatnya pertumbuhan ekonomi.

Ni Lexiong, analis pertahanan pada Shanghai University, mengatakan, kecilnya kenaikan belanja militer sebagian karena terpukulnya perekonomian China, terutama dari sektor ekspor.

Para pemimpin China juga menyadari bahwa kenaikan yang terlalu besar akan memicu kekhawatiran dan kecurigaan di antara tetangga China. ”Penurunan itu menunjukkan bahwa China tidak ingin dilihat sebagai kekuatan militer agresif,” ujar Ni.

Cepatnya modernisasi serta tambahan pesawat tempur, kapal perang, dan kapal selam telah memicu kecurigaan di AS, Jepang, India, dan negara-negara lain di kawasan.

”Setidaknya dari sisi simbol, pesan yang ingin dikemukakan adalah pada saat perekonomian berat, militer pun harus mengencangkan ikat pinggang,” kata Tai Ming Cheung, peneliti pada Institute on Global Conflict and Cooperation, University of California.

Rencana kenaikan anggaran itu akan diajukan dalam sidang NPC yang dibuka pada Jumat ini untuk mendapat persetujuan.



KOMPAS

Militer China Harus Menjadi Yang Terkuat Di Dunia


Alutsista Cina

Peringatan People’s Republic of China di Lapangan Tiananmen. (Foto ChinaA2Z)

Kolonel Liu Mingfu

Beijing - Kekuatan militer China harus didorong menjadi yang terkuat di dunia dan bergerak cepat untuk mengalahkan AS sebagai kekuatan militer global. Oleh karena itu, China harus menghilangkan sikap bersahaja terkait tujuan globalnya dan berlari cepat menjadi nomor satu.

Pandangan tersebut disampaikan perwira senior Angkatan Darat China (PLA), Kolonel Liu Mingfu, dalam bukunya yang mulai beredar hari Senin (1/3) berjudul The China Dream.

Buku berbahasa China itu memiliki 303 halaman dan merupakan tambahan suara dorongan agar China bersikap lebih tegas terhadap AS dalam masalah-masalah perdagangan, Tibet, hak asasi manusia, dan penjualan persenjataan ke Taiwan.

”Tujuan besar China pada abad ke-21 adalah menjadi nomor satu, kekuatan tertinggi. Jika China pada abad ke-21 tidak bisa menjadi nomor satu, tidak bisa menjadi kekuatan tertinggi, maka tidak bisa dihindarkan hal itu akan menjadikan China seorang yang tersesat dan terpinggirkan,” tulis Liu, yang merupakan guru besar di Universitas Pertahanan Nasional, yang ternama itu.

”Selama China berusaha naik menjadi nomor satu di dunia, bahkan kalaupun China lebih kapitalis ketimbang AS, AS akan tetap berusaha keras untuk menghentikannya,” tambah Liu sambil menegaskan bahwa pandangan-pandangan di dalam buku itu sepenuhnya merupa- kan pendapat pribadi. ”Kita memerlukan kebangkitan militer seperti halnya kebangkitan ekonomi.”

Buku Liu menambah kesaksian adanya tekanan di dalam negeri China kepada kepemimpinan Partai Komunis China untuk menunjukkan pertumbuhan ekonomi China yang cepat itu diterjemahkan lebih besar ke dalam pengaruh yang lebih kuat terhadap Barat, yang berjuang melawan kelesuan ekonominya.

Perwira PLA lain sebelumnya telah menyampaikan agar anggaran pertahanan China tahun ini bisa mengirimkan sebuah sinyal perlawanan terhadap Washington, setelah pemerintahan Obama melanjutkan rencana menjual persenjataan bernilai 6,4 miliar dollar AS ke Taiwan pada Januari lalu.

”Salah satu bagian opini publik di mana para pemimpin menaruh perhatian terhadapnya adalah pandangan para elite termasuk perwira PLA,” kata Alan Romberg, pakar China dan Taiwan di Henry L Stimson Center, di Washington DC.

Terkunci ketiga


Menurut Liu, China harus menggunakan pendapatannya yang terus meningkat untuk menjadi kekuatan militer terbesar dunia, sebegitu kuatnya sehingga AS ”tidak akan berani dan tidak akan mampu mencampuri konflik militer di Teluk Taiwan”.

Jika tujuan kekuatan militer China tidak bisa melampaui AS dan Rusia, maka China akan terkunci menjadi kekuatan militer peringkat ketiga, dan hal itu bisa bermakna memberikan sejumlah besar kantong uang kepada para pemilik peluru.

Persaingan antara China dan AS, ditegaskan Liu, adalah pertarungan untuk menjadi negara pemimpin, sebuah konflik tentang siapa yang bangkit dan jatuh untuk mendominasi dunia. ”Untuk mengamankan dirinya, untuk mengamankan dunia, China harus bersiap untuk menjadi penjaga dunia,” ungkapnya.

Pemerintah China berhati-hati dalam menanggapi pandangan soal pembangunan militernya karena tidak ingin merusak hubungan dengan mitra dagang utamanya, AS. Sikap pemerintah terhadap pandangan elitenya itu akan tercermin pada pengesahan anggaran pertahanan 2010, sekitar pekan ini.



Kompas

----------------------

Support Palestine