KRI Dewaruci Ikut International Tall Ships Race

KRI  Dewaruci Ikut International Tall Ships RaceBULGARIA – Lomba kapal layar tiang tinggi (International Tall Ships Race) yang dimulai dari Pulau Skiathos, 44 mil laut dari Kota Volos. Start pada 12 Mei 2010, pukul 18.00 waktu setempat, 22 kapal layar tiang tinggi berlomba untuk menjadi yang tercepat.

KRI Dewaruci yang didesain bukan untuk kapal lomba dengan bobot 847 ton, pada awalnya mampu mengimbangi pergerakan kapal layar yang lebih besar namun bobotnya lebih ringan.

Melewati Kepulauan Aegean yang indah, kapal-kapal layar bergerak dalam kelompok. Hampir tidak ada kapal yang tertinggal lebih dari tiga mil. Laut Mediteranian merupakan perairan dengan banyak pulau, sehingga angin dengan cepat berubah-ubah. Siang dan malam KRI Dewaruci melaksanakan peran layar, pindahkan posisi tali agar layar berkembang sempurna. Kecepatan maksimal hingga 11 knot, walau hanya beberapa menit.

Hal yang tidak diduga, karena selama latihan pada perjalanan sebelumnya, maksimal hanya tiga knot. Sehingga lomba yang berjarak 160 NM, seharusnya ditempuh 63 jam, hampir saja dengan mudahnya dilahap dalam waktu 39 jam. Masalah muncul ketika garis finish tinggal dua mil. Kapal yang semula cepat 10,7 knot tiba-tiba tidak mendapatkan angin, kapal bahkan bergerak menjauhi garis finish.

Kapal yang lain pun menghadapi hal yang sama. KRI Dewaruci tidak mampu berbalik cepat, walau sudah melakukan jabbing melalui metode berputar untuk mendapatkan angin agar mendapatkan kelajuan, akhirnya tak bisa berbuat apa-apa ketika angin mendadak datang dengan kecepatan 36 knot. Boom layar baksi tak kuasa menahan beban dan braaaakk..! Boom jatuh di geladak. Angin kembali 0 knot. Aneh tapi nyata, perubahan angin hanya dalam hitungan menit. Tapi, syukurlah perlahan tapi pasti, sisa dua mil baru tuntas dalam 10 jam.

Sementara yang lain mampu dalam lima jam, garis finish di Utara Pulau Limnos terlewati. Kapten Chusnul, Perwira Layar pun menjadi kaget dan senyum-senyum ketika Peltu Johannes Bintara Utama yang sudah 20 tahun berdinas di KRI Dewaruci tiba-tiba memberikan ucapan selamat, bahwa inilah kali kedua KRI Dewaruci menembus finish 100% tidak menggunakan mesin.

Prajurit KRI Dewaruci yang sigap dan profesional dengan cepat berubah menjadi tukang kayu, tukang las dan penjahit dengan mesin jahitnya melaksanakan perbaikan dipimpin langsung Kadepsin Mayor Laut (T) Aris Gunarso dan Perwira Layar Kapten Laut (P) Chusnul untuk memperbaiki boom yang patah dan menjahit beberapa layar yang sempat terkoyak, sehingga dalam sehari semua kembali siap untuk menghadapi etape Varna-Istambul.

Lomba layar kali ini memberikan nuansa baru dalam banyak hal. Pertama, pertama kali lomba diadakan di empat kota dari tiga negara dengan tiga etape. Kedua, pertama kali ada etape yang dibagi dalam dua fase. Ketiga, semua negara dan kota baru pertama kali menjadi penyelenggara. Dan keempat, baru pertama kali diselenggarakan di negara Eropa Timur.

Pos Kota

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan komentar pajak ditanggung pemilik blog ^-^

----------------------

Support Palestine