Sejumlah personel TNI dan Polri melakukan latihan gabungan terpadu penanggulangan teror di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Sabtu (13/3). Latihan gabungan terpadu itu diikuti 3.559 personel dari TNI-Polri dan digelar untuk menanggulangi teror serta meningkatkan profesionalisme dalam menghadapi setiap bentuk serangan teroris yang berpotensi mengganggu stabilitas nasional. (Foto: KOMPAS/Alif Ichwan)
15 Maret 2010, Jakarta -- Latihan militer dilakukan kelompok teroris di pusat pelatihan kelompok itu di hutan belukar, kawasan cagar alam Janto, Kabupaten Aceh Besar, Nanggroe Aceh Darussalam. Berbeda dengan teroris, TNI-Polri melakukan latihan, termasuk tembak-menembak, di gedung berpendingin ruangan, berdinding kaca, dan hotel berbintang nan mewah.
Tembak-menembak itu adalah bagian dari latihan gabungan TNI dan Polri terkait penanganan terorisme di Hotel Borobudur, Jakarta. Dalam aksi di hotel itu, diskenariokan teroris melakukan balas dendam terkait penanganan terorisme oleh Polri selama ini.
Dalam latihan gabungan yang disaksikan Kepala Polri Jenderal (Pol) Bambang Hendarso Danuri dan Panglima TNI Jenderal Djoko Santoso, aksi balas dendam teroris dilakukan dengan menyandera tamu dan karyawan hotel. Mereka juga memasang bom di hotel itu.
Dalam menjalankan teror itu, Sabtu (13/3) pukul 11.20, belasan teroris turun dari tiga kendaraan, masuk ke lobi belakang Hotel Borobudur. Mereka langsung memberondong peluru.
Dalam sekejap, 25 karyawan, pimpinan hotel, dan tamu asing disandera di lobi hotel. Teroris juga menyandera seorang tamu di kamar hotel dengan mengenakan rompi yang berisi bom. Selain itu, bom siap ledak juga diletakkan di dalam hotel.
Permintaan teroris tidak main-main. Teroris menuntut pemerintah melepaskan semua tahanan teroris di Indonesia. Mereka juga meminta uang 1 juta dollar AS dan sebuah helikopter.
Permintaan itu sulit dipenuhi pemerintah. Proses negosiasi yang dilakukan aparat di lapangan tak membuahkan hasil. Nasib korban berada di ujung todongan senjata laras panjang jenis AK yang disandang teroris.
Upaya melumpuhkan teroris dan menyelamatkan sandera dengan operasi penindakan segera dilakukan. ”Perang” kota kontrateroris pun terjadi.
Sejumlah unit kesatuan antiteror, seperti Detasemen Khusus Antiteror dan pasukan Brigif I Unit Penyerbu Kodam Jaya, didatangkan. Unit-unit TNI-Polri yang lain juga didatangkan, seperti penjinak bom, unit satwa yang membawa anjing pelacak, unit identifikasi, sampai unit kesehatan.
Tim gabungan Penanggulangan Teror TNI dan Polri mengamankan sejumlah teroris seusai diumpuhkan dalam Latihan Gabungan Antiteror di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Sabtu (13/3). Latihan itu melibatkan sekitar 3.559 personil dari TNI dan Polri yang digelar serempak di sejumlah lokasi objek vital di Jakarta untuk meningkatkan kesiapsiagaan dalam penanggulangan aksi terorisme secara profesional. (Foto: ANTARA/Widodo S. Jusuf/ss/ama/10)
Satuan penindak untuk melumpuhkan teroris didatangkan dari udara dan darat. Dua helikopter diterbangkan di atas Hotel Borobudur untuk menerjunkan dua tim, yaitu tim dari Brigif I Unit Penyerbu Kodam Jaya dan Unit Detasemen Khusus 88 Polri.
Selain itu, Unit Detasemen Khusus 88 Polri juga datang dengan kendaraan lapis baja Barracuda. Mereka meluncur untuk mengepung lobi belakang Hotel Borobudur dari luar.
Sesampai di hotel, unit-unit pasukan antiteror dari TNI dan Polri bergerak ke posisi yang ditentukan. Ada yang bergelantungan dengan tali di atas gedung. Ada pula yang siap serbu di lobi hotel. Ada pasukan yang menutup segala akses dari hotel.
Setelah perintah bergerak ke sasaran disampaikan Kepala Polres Metro Jakarta Pusat sebagai manajer tempat kejadian perkara, setiap unit langsung bergerak.
Ledakan keras pun terdengar dari dua kamar hotel dan lobi bersamaan. Kaca-kaca dari dua kamar hotel pecah. Beberapa pasukan yang bergelantungan di atas gedung masuk ke kamar melalui kaca yang dipecahkan.
Selanjutnya, unit yang menyerbu dari lobi juga langsung bergerak ke sasaran setelah ada ledakan. Ledakan keras itu dimaksudkan untuk membuat teroris terkejut sehingga serbuan lebih efektif. Tembakan pun terdengar dari kamar hotel maupun lobi belakang. Teroris akhirnya dapat dilumpuhkan.
Selain di Hotel Borobudur, simulasi perang kota kontraterorisme juga dilakukan di gedung Bursa Efek Indonesia. Dalam skenario itu, teroris juga menguasai, melepaskan tembakan di dalam gedung, dan menyandera karyawan.
Akan tetapi, aparat TNI dan Polri dengan satuan khusus antiteror dapat melumpuhkan teroris. Korban yang luka dilarikan ke Rumah Sakit Pusat TNI Angkatan Darat Gatot Soebroto. Teroris yang tertembak dievakuasi ke Rumah Sakit Polri Kramat Jati.
Panglima TNI mengatakan, latihan itu untuk meningkatkan profesionalitas anggota.
KOMPAS
15 Maret 2010, Jakarta -- Latihan militer dilakukan kelompok teroris di pusat pelatihan kelompok itu di hutan belukar, kawasan cagar alam Janto, Kabupaten Aceh Besar, Nanggroe Aceh Darussalam. Berbeda dengan teroris, TNI-Polri melakukan latihan, termasuk tembak-menembak, di gedung berpendingin ruangan, berdinding kaca, dan hotel berbintang nan mewah.
Tembak-menembak itu adalah bagian dari latihan gabungan TNI dan Polri terkait penanganan terorisme di Hotel Borobudur, Jakarta. Dalam aksi di hotel itu, diskenariokan teroris melakukan balas dendam terkait penanganan terorisme oleh Polri selama ini.
Dalam latihan gabungan yang disaksikan Kepala Polri Jenderal (Pol) Bambang Hendarso Danuri dan Panglima TNI Jenderal Djoko Santoso, aksi balas dendam teroris dilakukan dengan menyandera tamu dan karyawan hotel. Mereka juga memasang bom di hotel itu.
Dalam menjalankan teror itu, Sabtu (13/3) pukul 11.20, belasan teroris turun dari tiga kendaraan, masuk ke lobi belakang Hotel Borobudur. Mereka langsung memberondong peluru.
Dalam sekejap, 25 karyawan, pimpinan hotel, dan tamu asing disandera di lobi hotel. Teroris juga menyandera seorang tamu di kamar hotel dengan mengenakan rompi yang berisi bom. Selain itu, bom siap ledak juga diletakkan di dalam hotel.
Permintaan teroris tidak main-main. Teroris menuntut pemerintah melepaskan semua tahanan teroris di Indonesia. Mereka juga meminta uang 1 juta dollar AS dan sebuah helikopter.
Permintaan itu sulit dipenuhi pemerintah. Proses negosiasi yang dilakukan aparat di lapangan tak membuahkan hasil. Nasib korban berada di ujung todongan senjata laras panjang jenis AK yang disandang teroris.
Upaya melumpuhkan teroris dan menyelamatkan sandera dengan operasi penindakan segera dilakukan. ”Perang” kota kontrateroris pun terjadi.
Sejumlah unit kesatuan antiteror, seperti Detasemen Khusus Antiteror dan pasukan Brigif I Unit Penyerbu Kodam Jaya, didatangkan. Unit-unit TNI-Polri yang lain juga didatangkan, seperti penjinak bom, unit satwa yang membawa anjing pelacak, unit identifikasi, sampai unit kesehatan.
Tim gabungan Penanggulangan Teror TNI dan Polri mengamankan sejumlah teroris seusai diumpuhkan dalam Latihan Gabungan Antiteror di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Sabtu (13/3). Latihan itu melibatkan sekitar 3.559 personil dari TNI dan Polri yang digelar serempak di sejumlah lokasi objek vital di Jakarta untuk meningkatkan kesiapsiagaan dalam penanggulangan aksi terorisme secara profesional. (Foto: ANTARA/Widodo S. Jusuf/ss/ama/10)
Satuan penindak untuk melumpuhkan teroris didatangkan dari udara dan darat. Dua helikopter diterbangkan di atas Hotel Borobudur untuk menerjunkan dua tim, yaitu tim dari Brigif I Unit Penyerbu Kodam Jaya dan Unit Detasemen Khusus 88 Polri.
Selain itu, Unit Detasemen Khusus 88 Polri juga datang dengan kendaraan lapis baja Barracuda. Mereka meluncur untuk mengepung lobi belakang Hotel Borobudur dari luar.
Sesampai di hotel, unit-unit pasukan antiteror dari TNI dan Polri bergerak ke posisi yang ditentukan. Ada yang bergelantungan dengan tali di atas gedung. Ada pula yang siap serbu di lobi hotel. Ada pasukan yang menutup segala akses dari hotel.
Setelah perintah bergerak ke sasaran disampaikan Kepala Polres Metro Jakarta Pusat sebagai manajer tempat kejadian perkara, setiap unit langsung bergerak.
Ledakan keras pun terdengar dari dua kamar hotel dan lobi bersamaan. Kaca-kaca dari dua kamar hotel pecah. Beberapa pasukan yang bergelantungan di atas gedung masuk ke kamar melalui kaca yang dipecahkan.
Selanjutnya, unit yang menyerbu dari lobi juga langsung bergerak ke sasaran setelah ada ledakan. Ledakan keras itu dimaksudkan untuk membuat teroris terkejut sehingga serbuan lebih efektif. Tembakan pun terdengar dari kamar hotel maupun lobi belakang. Teroris akhirnya dapat dilumpuhkan.
Selain di Hotel Borobudur, simulasi perang kota kontraterorisme juga dilakukan di gedung Bursa Efek Indonesia. Dalam skenario itu, teroris juga menguasai, melepaskan tembakan di dalam gedung, dan menyandera karyawan.
Akan tetapi, aparat TNI dan Polri dengan satuan khusus antiteror dapat melumpuhkan teroris. Korban yang luka dilarikan ke Rumah Sakit Pusat TNI Angkatan Darat Gatot Soebroto. Teroris yang tertembak dievakuasi ke Rumah Sakit Polri Kramat Jati.
Panglima TNI mengatakan, latihan itu untuk meningkatkan profesionalitas anggota.
KOMPAS
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan komentar pajak ditanggung pemilik blog ^-^