21 Februari 2010 -- Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Riabkov mengatakan Rusia menghormati kontrak pengiriman sistem pertahanan udara S-300 ke Iran, Jumat (19/2) pada Kantor Berita Interfax.
Riabkov mengatakan tertundanya pengiriman terkait dengan masalah teknis.
Pejabat Rusia mengumumkan Rabu (17/2) penundaan kontrak penjualan rudal S-300 kepada Iran, satu hari setelah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berkunjung ke Moskow.
Alexander Formin mengatakan penundaan karena masalah teknis. Pengiriman akan dilakukan setelah masalah terpecahkan kepada Interfax. Formin tidak mengatakan secara rinci masalah teknis yang terjadi atau berapa lama perbaikan berlangsung.
Vladimir Kasparyants kepala konstruksi sistem pertahanan udara Almaz-Antey pembuat S-300 mengatakan tidak ada masalah teknis pada sistem S-300, ini hanya isu politik.
Israel dan Amerika Serikat berusaha mencegah penjualan S-300 ke Iran. Kedua negara tersebut mencurigai sistem pertahanan udara ini akan dipasang di fasilitas nuklir Iran. Hal ini menyulitkan bila kedua negara tersebut melakukan serangan udara pada fasilitas nuklir tersebut.
Jet tempur yang dimiliki AU Israel sekarang akan menjadi peti mati terbang para pilotnya, jika sistem pertahanan udara ini dimiliki Iran. Israel menekan Amerika Serikat agar mendapatkan jet tempur generasi kelima F-35JSF secepatnya guna menghadapi S-300, jika Rusia tetap mengirimkan ke Iran.
AFP/@beritahankam
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan komentar pajak ditanggung pemilik blog ^-^