Dua prajurit TNI AD berjalan di depan deretan piala saat Lomba Tembak Piala KASAD 2010 di Lapangan Tembak Divisi-1 Kotrad Cilodong, Depok, Jabar, Senin (8/2). Perlombaan menembak yang diikuti 17 kontingen seperti Mabesad, Kodam, dan Kopassus itu berlangsung hingga tanggal 18 Februari 2010. (Foto: ANTARA/Andika Wahyu/Koz/mes/10)
9 Februari 2010, Bogor -- Sebagai salah satu industri pertahanan, PT Pindad memiliki kemampuan untuk memproduksi 14.000 pucuk senjata berbagai jenis per tahun.
Direktur Produksi Sistem Senjata PT Pindad Slamet Irianto mengatakan, dari kapasitas produksi sebesar itu, daya serap TNI setiap tahunnya sekitar 10.000 pucuk. Hal itu merujuk dari jumlah pesanan TNI tahun sebelumnya.“Tahun 2008 sampai 2009 Pindad sudah menyuplai sekitar 10.000 pucuk untuk kebutuhan TNI dari kapasitas produksi Pindad sebesar 14.000,” kata Slamet Irianto usai pembukaan Lomba Tembak Piala KSAD 2010 di Lapangan Tembak Divisi-1/Kostrad Cilodong, Depok, kemarin.
Sedangkan sisa dari kapasitas produksi tersebut dipasarkan ke beberapa negara di antaranya Filipina, Malaysia, dan Singapura. Namun, senjata-senjata yang diekspor tidak dalam jumlah yang besar. “Kita sudah menawarkan ke pasar internasional tapi jumlah yang dipesan tidak terlalu banyak karena ketatnya persaingan,”ungkapnya. Slamet mengatakan,untuk meningkatkan kualitas senjata yang diproduksi, PT Pindad terus melakukan pengembangan dan penelitian, terutama dalam bahan baku. Pindad juga berkomitmen meningkatkan penggunaan bahan baku produksi industri dalam negeri. Selama ini ketergantungan pada bahan baku impor,terutama untuk laras senjata relatif cukup tinggi.
“ Kita masih mengimpor dari beberapa negara terutama dari Jerman untuk bahan baku laras senjata,” katanya. Untuk itu, PT Pindad telah melakukan kerja sama riset dan pengembangan dengan PT Krakatau Steel.”Untuk bahan baku laras sedang diadakan penelitian dengan Krakatau Steel yang sudah berlangsung sejak empat bulan lalu,” katanya. Dalam pembukaan Lomba Tembak Piala KSAD 2010 kemarin PT Pindad memamerkan beberapa jenis senjata baru.Antara lain pistol G-2 Elite 9 x 19 mm,G-2 Combat 9 x 19 mm,pistol Mitraliur PM2, dan P2-V2.
Untuk senapan serbu, baru ada jenis SS2 lengkap dengan teleskop serta sejumlah varian SS1 yang telah diproduksi sebelumnya. PT Pindad juga telah mampu memproduksi beberapa jenis senapan runduk (SPR), senapan mesin ringan (SM), senapan mesin sedang, pelontar granat,mortirtanpa suara, pesawat mortir, serta shotgun. Di tempat yang sama Komandan Pusat Kesenjataan Infanteri Mayjen TNI Soenarko mengatakan, satuan infanteri di TNI AD mayoritas menggunakan senjata produksi dalam negeri.“Terutama untuk satuan pasukan khusus yang telah menggunakan senapan serbu terbaru jenis SS2 buatan PT Pindad,” ujarnya.
Dia berharap,ke depan kembali dilakukan peremajaan senjata-senjata di satuan-satuan TNI AD.“Pindad tadi men-display produk terbaru yang sebagian belum digunakan. Harapannya, kami bisa menggunakan itu untuk meremajakan senjata yang sudah lama,”katanya. Sementara terkait lomba tembak, Soenarko mengatakan, agenda rutin tahunan tersebut merupakan langkah untuk mengoptimalkan pembinaan prajurit.“Kemampuan menembak itu kemampuan dasar setiap prajurit,”kata mantan Pangdam Iskandar Muda ini.
Lomba tembak yang diikuti 17 kontingen tersebut merupakan agenda rutin TNI AD. Selain ajang adu keahlian, diadakannya lomba tersebut sekaligus sebagai kaderisasi untuk mempersiapkan atletatlet tembak nasional.
SEPUTAR INDONESIA
9 Februari 2010, Bogor -- Sebagai salah satu industri pertahanan, PT Pindad memiliki kemampuan untuk memproduksi 14.000 pucuk senjata berbagai jenis per tahun.
Direktur Produksi Sistem Senjata PT Pindad Slamet Irianto mengatakan, dari kapasitas produksi sebesar itu, daya serap TNI setiap tahunnya sekitar 10.000 pucuk. Hal itu merujuk dari jumlah pesanan TNI tahun sebelumnya.“Tahun 2008 sampai 2009 Pindad sudah menyuplai sekitar 10.000 pucuk untuk kebutuhan TNI dari kapasitas produksi Pindad sebesar 14.000,” kata Slamet Irianto usai pembukaan Lomba Tembak Piala KSAD 2010 di Lapangan Tembak Divisi-1/Kostrad Cilodong, Depok, kemarin.
Sedangkan sisa dari kapasitas produksi tersebut dipasarkan ke beberapa negara di antaranya Filipina, Malaysia, dan Singapura. Namun, senjata-senjata yang diekspor tidak dalam jumlah yang besar. “Kita sudah menawarkan ke pasar internasional tapi jumlah yang dipesan tidak terlalu banyak karena ketatnya persaingan,”ungkapnya. Slamet mengatakan,untuk meningkatkan kualitas senjata yang diproduksi, PT Pindad terus melakukan pengembangan dan penelitian, terutama dalam bahan baku. Pindad juga berkomitmen meningkatkan penggunaan bahan baku produksi industri dalam negeri. Selama ini ketergantungan pada bahan baku impor,terutama untuk laras senjata relatif cukup tinggi.
“ Kita masih mengimpor dari beberapa negara terutama dari Jerman untuk bahan baku laras senjata,” katanya. Untuk itu, PT Pindad telah melakukan kerja sama riset dan pengembangan dengan PT Krakatau Steel.”Untuk bahan baku laras sedang diadakan penelitian dengan Krakatau Steel yang sudah berlangsung sejak empat bulan lalu,” katanya. Dalam pembukaan Lomba Tembak Piala KSAD 2010 kemarin PT Pindad memamerkan beberapa jenis senjata baru.Antara lain pistol G-2 Elite 9 x 19 mm,G-2 Combat 9 x 19 mm,pistol Mitraliur PM2, dan P2-V2.
Untuk senapan serbu, baru ada jenis SS2 lengkap dengan teleskop serta sejumlah varian SS1 yang telah diproduksi sebelumnya. PT Pindad juga telah mampu memproduksi beberapa jenis senapan runduk (SPR), senapan mesin ringan (SM), senapan mesin sedang, pelontar granat,mortirtanpa suara, pesawat mortir, serta shotgun. Di tempat yang sama Komandan Pusat Kesenjataan Infanteri Mayjen TNI Soenarko mengatakan, satuan infanteri di TNI AD mayoritas menggunakan senjata produksi dalam negeri.“Terutama untuk satuan pasukan khusus yang telah menggunakan senapan serbu terbaru jenis SS2 buatan PT Pindad,” ujarnya.
Dia berharap,ke depan kembali dilakukan peremajaan senjata-senjata di satuan-satuan TNI AD.“Pindad tadi men-display produk terbaru yang sebagian belum digunakan. Harapannya, kami bisa menggunakan itu untuk meremajakan senjata yang sudah lama,”katanya. Sementara terkait lomba tembak, Soenarko mengatakan, agenda rutin tahunan tersebut merupakan langkah untuk mengoptimalkan pembinaan prajurit.“Kemampuan menembak itu kemampuan dasar setiap prajurit,”kata mantan Pangdam Iskandar Muda ini.
Lomba tembak yang diikuti 17 kontingen tersebut merupakan agenda rutin TNI AD. Selain ajang adu keahlian, diadakannya lomba tersebut sekaligus sebagai kaderisasi untuk mempersiapkan atletatlet tembak nasional.
SEPUTAR INDONESIA
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan komentar pajak ditanggung pemilik blog ^-^