(Foto: KOMPAS/Letkol (Pnb) Fajar ”Redwolf” Adriyanto)
3 Januari 2010 -- Dragon, begitu call sign atau nama panggilan bagi para pilot pesawat tempur F-16 milik Republik ini. Bulan Januari 2010 ini kita akan memperingati usia ke-20 datangnya pesawat-pesawat yang menjaga kedaulatan kita. Kedaulatan dan harga diri bangsa yang tidak hanya berada di udara secara fisik, tetapi lebih secara psikologis.
Tidak banyak yang kita tahu tentang para naga yang bersarang di Pangkalan Udara (Lanud) Iswahyudi yang dipimpin oleh Komandan Lanud Marsekal Pertama Bambang Samoedra. ”Kami ada di udara, jadi tidak terlihat. Akan tetapi, kami ingin masyarakat tahu, kami selalu siaga demi mempertahankan kedaulatan di udara,” kata Letkol (Pnb) Fajar ”Redwolf” Adriyanto, Komandan Skuadron 3.
Upaya mempertahankan kedaulatan itu berada di tengah minimnya alat utama sistem persenjataan (alutsista) tidak selalu mudah. Strateginya, para pilot harus bisa mengimbangi minimnya alutsista dengan kepiawaian mereka bermanuver.
Maka, hari demi hari diisi dengan upaya untuk menjadikan diri lebih baik dan lebih baik lagi. Lulus dengan predikat terbaik dari sekolah penerbang pun harus bekerja keras di sini. Hari- hari mereka diisi dengan belajar, berlatih, berdiskusi sambil terus melaksanakan prosedur demi keamanan penerbangan.
Rasa waswas dan stres adalah hal sehari-hari yang harus dilalui demi mencapai kemampuan dan keahlian tinggi. Ujian boleh dibilang datang setiap hari ketika mereka harus terbang. Inilah kehidupan mereka, para dragon yang mungkin sedang terbang di atas kita, mencegat pesawat asing yang masuk untuk mengambil data, pada saat kita tengah tidur nyenyak.
KOMPAS
3 Januari 2010 -- Dragon, begitu call sign atau nama panggilan bagi para pilot pesawat tempur F-16 milik Republik ini. Bulan Januari 2010 ini kita akan memperingati usia ke-20 datangnya pesawat-pesawat yang menjaga kedaulatan kita. Kedaulatan dan harga diri bangsa yang tidak hanya berada di udara secara fisik, tetapi lebih secara psikologis.
Tidak banyak yang kita tahu tentang para naga yang bersarang di Pangkalan Udara (Lanud) Iswahyudi yang dipimpin oleh Komandan Lanud Marsekal Pertama Bambang Samoedra. ”Kami ada di udara, jadi tidak terlihat. Akan tetapi, kami ingin masyarakat tahu, kami selalu siaga demi mempertahankan kedaulatan di udara,” kata Letkol (Pnb) Fajar ”Redwolf” Adriyanto, Komandan Skuadron 3.
Upaya mempertahankan kedaulatan itu berada di tengah minimnya alat utama sistem persenjataan (alutsista) tidak selalu mudah. Strateginya, para pilot harus bisa mengimbangi minimnya alutsista dengan kepiawaian mereka bermanuver.
Maka, hari demi hari diisi dengan upaya untuk menjadikan diri lebih baik dan lebih baik lagi. Lulus dengan predikat terbaik dari sekolah penerbang pun harus bekerja keras di sini. Hari- hari mereka diisi dengan belajar, berlatih, berdiskusi sambil terus melaksanakan prosedur demi keamanan penerbangan.
Rasa waswas dan stres adalah hal sehari-hari yang harus dilalui demi mencapai kemampuan dan keahlian tinggi. Ujian boleh dibilang datang setiap hari ketika mereka harus terbang. Inilah kehidupan mereka, para dragon yang mungkin sedang terbang di atas kita, mencegat pesawat asing yang masuk untuk mengambil data, pada saat kita tengah tidur nyenyak.
KOMPAS
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan komentar pajak ditanggung pemilik blog ^-^