JAKARTA--Hingga 2009, Indonesia akan membeli enam unit jet tempur Sukhoi SU-30 buatan Rusia. Negeri Beruang Merah itu bersedia melakukan transfer teknologi untuk mempermudah perawatan Sukhoi di dalam negeri pembeli.
Bahkan, bila Indonesia mampu, Rusia siap memberikan lisensi pembuatan Sukhoi seperti diperleh India dan Cina. ''Tentu saja kita bisa berikan. Secara politis tidak ada masalah, Indonesia adalah negara sahabat untuk Rusia,'' kata Deputi I - Russian Federation Committee on Military Technical Cooperation, Alexander V Denisov, menjawab Republika usai menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) kerja sama pengadaan senjata dengan Departemen Pertahanan Indonesia, akhir pekan lalu.
Namun dia juga mengingatkan, produksi Sukhoi sangat mahal dan merupakan proyek besar sehingga memerlukan industri dirgantara yang kuat. Denisov menolak menyebut angka investasi yang diperlukan serta nilai lisensi Sukhoi. Indonesia mempunyai PT Dirgantara Indonesia (DI) yang memproduksi suku cadang pesawat penumpang terbesar Airbus A-380. Bahkan pernah membuat suku cadang pesawat tempur F-16 buatan AS.
PT DI juga membuat pesawat angkut CN-235 dan akan terlibat dalam pembuatan pesawat Skytruck dari Polandia. Namun Denisov mengingatkan, memproduksi pesawat tempur utuh berbeda dengan memproduksi suku cadang.
''Ada perbedaan besar antara produksi suku cadang dan produksi jadi yang perlu kualifikasi ahli. PT DI harus mendatangkan para ahli Rusia bila industri strategis itu akan membuat Sukhoi,'' tukas Denisov.
Ada juga cara lain, seperti yang dilakukan Rusia dengan India. Kedua negara mendirikan pabrik patungan di India untuk memproduksi rudal anti kapal PJ-10 Brahmos, pengembangan dari rudal Yakhont yang pernah dibeli TNI AL. Namun Denisov lagi-lagi mengingatkan, produksi bersama harus dilaksanakan dalam volume yang besar dan investasi datang dari kedua belah pihak. Perundangan kedua negera pun harus disesuaikan satu sama lain. 'Kami siap bekerja sama dalam hal ini. Ini bukan sesuatu yang baru bagi kami,'' ujarnya.
Pesawat multimisi Su-30 yang dikembangkan dari SU-27 adalah pesawat multimisi yang diproduksi Rusia sejak 1996. Setelah melakukan negosiasi selamabertahun-tahun, India akhirnya membeli 40 buah SU-30 beserta lisensinya. India akan memproduksi 140 SU-30 di pabrik Hindustan Aeronautics Limited. Sementara Shenyang Aircraft Industry Company milik Cina, sejak 1995 mendapat lisensi memproduksi 200 buah Su-27 yang diberi nama J-11. Dalam MoU dengan Departemen Pertahanan (Dephan), Rusia sepakat adanya transfer teknologi sebatas untuk pembuatan suku cadang Sukhoi dan senjata buatan Rusia lain kepada BUMN strategis. Ini untuk memudahkan perawatan berbagai peralatan militer produksi Rusia yang segera dibeli dalam beberapa tahun mendatang.
Dirjen Rencana Pertahanan Dephan, Laksamana Muda Yuwendi, mengatakan, selain enam Sukhoi, Indonesia juga akan membeli satu skadron helikopter angkut serbu MI-17 dan satu skadron heli serang MI-35 untuk TNI AD. Untuk TNI AL, akan membeli dua kapal selam. Jenisnya diperkirakan kelas Kilo namun Yuwendi menolak menyebutkan rinciannya.
Semua itu akan dibeli dengan kredit negara (state credit) dari Rusia sebesar 1 miliar dolar AS yang dipatok untuk lima tahun. Yuwendi menambahkan, Dephan telah menghitung kebutuhan belanja senjata TNI dari Rusia hingga tahun 2010 sebesar 1,35 miliar dolar.
''Kemungkinan kita akan minta tambah lagi kredit dari Rusia. Mereka pasti mau memberi,'' kata Yuwendi. Rusia memang kembali memberi kesempatan kepada Indonesia untuk menambah belanja alat utama sistem persenjataan (alutsista) termasuk Sukhoi. Negara itu menawarkan kredit ekspor dari bank pemerintah Rusia, bank komersil asing, atau bahkan sistem imbal beli.
Sekjen Departemen Pertahanan (Dephan) Letjen Sjafrie Sjamsoeddin juga mengakui, opsi pembiayaan untuk pembelian pesawat Sukhoi dari bank komersil memang dimungkinkan. Namun Sjafrie yakin jet tempur yang ditunggu-tunggu TNI AU itu tetap akan dibeli dengan kredit dari pemerintah Rusia karena dianggap lebih murah.
''Saya pastikan, Juli 2006 pemerintah akan menerima tawaran dari Rusia,'' kata Sjafrie menanggapi adanya opsi kredit ekspor dariBNP Paribas dan Bank of Kuwait untuk pembelian pesawat Sukhoi.
Source : www.infoanda.com
Bahkan, bila Indonesia mampu, Rusia siap memberikan lisensi pembuatan Sukhoi seperti diperleh India dan Cina. ''Tentu saja kita bisa berikan. Secara politis tidak ada masalah, Indonesia adalah negara sahabat untuk Rusia,'' kata Deputi I - Russian Federation Committee on Military Technical Cooperation, Alexander V Denisov, menjawab Republika usai menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) kerja sama pengadaan senjata dengan Departemen Pertahanan Indonesia, akhir pekan lalu.
Namun dia juga mengingatkan, produksi Sukhoi sangat mahal dan merupakan proyek besar sehingga memerlukan industri dirgantara yang kuat. Denisov menolak menyebut angka investasi yang diperlukan serta nilai lisensi Sukhoi. Indonesia mempunyai PT Dirgantara Indonesia (DI) yang memproduksi suku cadang pesawat penumpang terbesar Airbus A-380. Bahkan pernah membuat suku cadang pesawat tempur F-16 buatan AS.
PT DI juga membuat pesawat angkut CN-235 dan akan terlibat dalam pembuatan pesawat Skytruck dari Polandia. Namun Denisov mengingatkan, memproduksi pesawat tempur utuh berbeda dengan memproduksi suku cadang.
''Ada perbedaan besar antara produksi suku cadang dan produksi jadi yang perlu kualifikasi ahli. PT DI harus mendatangkan para ahli Rusia bila industri strategis itu akan membuat Sukhoi,'' tukas Denisov.
Ada juga cara lain, seperti yang dilakukan Rusia dengan India. Kedua negara mendirikan pabrik patungan di India untuk memproduksi rudal anti kapal PJ-10 Brahmos, pengembangan dari rudal Yakhont yang pernah dibeli TNI AL. Namun Denisov lagi-lagi mengingatkan, produksi bersama harus dilaksanakan dalam volume yang besar dan investasi datang dari kedua belah pihak. Perundangan kedua negera pun harus disesuaikan satu sama lain. 'Kami siap bekerja sama dalam hal ini. Ini bukan sesuatu yang baru bagi kami,'' ujarnya.
Pesawat multimisi Su-30 yang dikembangkan dari SU-27 adalah pesawat multimisi yang diproduksi Rusia sejak 1996. Setelah melakukan negosiasi selamabertahun-tahun, India akhirnya membeli 40 buah SU-30 beserta lisensinya. India akan memproduksi 140 SU-30 di pabrik Hindustan Aeronautics Limited. Sementara Shenyang Aircraft Industry Company milik Cina, sejak 1995 mendapat lisensi memproduksi 200 buah Su-27 yang diberi nama J-11. Dalam MoU dengan Departemen Pertahanan (Dephan), Rusia sepakat adanya transfer teknologi sebatas untuk pembuatan suku cadang Sukhoi dan senjata buatan Rusia lain kepada BUMN strategis. Ini untuk memudahkan perawatan berbagai peralatan militer produksi Rusia yang segera dibeli dalam beberapa tahun mendatang.
Dirjen Rencana Pertahanan Dephan, Laksamana Muda Yuwendi, mengatakan, selain enam Sukhoi, Indonesia juga akan membeli satu skadron helikopter angkut serbu MI-17 dan satu skadron heli serang MI-35 untuk TNI AD. Untuk TNI AL, akan membeli dua kapal selam. Jenisnya diperkirakan kelas Kilo namun Yuwendi menolak menyebutkan rinciannya.
Semua itu akan dibeli dengan kredit negara (state credit) dari Rusia sebesar 1 miliar dolar AS yang dipatok untuk lima tahun. Yuwendi menambahkan, Dephan telah menghitung kebutuhan belanja senjata TNI dari Rusia hingga tahun 2010 sebesar 1,35 miliar dolar.
''Kemungkinan kita akan minta tambah lagi kredit dari Rusia. Mereka pasti mau memberi,'' kata Yuwendi. Rusia memang kembali memberi kesempatan kepada Indonesia untuk menambah belanja alat utama sistem persenjataan (alutsista) termasuk Sukhoi. Negara itu menawarkan kredit ekspor dari bank pemerintah Rusia, bank komersil asing, atau bahkan sistem imbal beli.
Sekjen Departemen Pertahanan (Dephan) Letjen Sjafrie Sjamsoeddin juga mengakui, opsi pembiayaan untuk pembelian pesawat Sukhoi dari bank komersil memang dimungkinkan. Namun Sjafrie yakin jet tempur yang ditunggu-tunggu TNI AU itu tetap akan dibeli dengan kredit dari pemerintah Rusia karena dianggap lebih murah.
''Saya pastikan, Juli 2006 pemerintah akan menerima tawaran dari Rusia,'' kata Sjafrie menanggapi adanya opsi kredit ekspor dariBNP Paribas dan Bank of Kuwait untuk pembelian pesawat Sukhoi.
Source : www.infoanda.com
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan komentar pajak ditanggung pemilik blog ^-^