JAKARTA - PT Dirgantara Indonesia (PTDI) akan menyerahkan satu unit helikopter Super Puma pesanan TNI Angkatan Udara pada awal 2010, kata pimpinan perusahaan dirgantara itu di Jakarta, Jumat (11/12).
"Memang mundur dari jadwal, namun kini satu unit sudah selesai dari tiga helikopter yang harus diselesaikan. Total pesanan ada 16 unit," kata Dirut PTDI Budi Santoso.
Tersendatnya penyelesaian helikopter Super Puma yang sudah lama terkatung-katung itu karena adanya selisih kurs pada tahun pengadaan 1998 dan 2006 serta adanya kebijakan konversi pengadaan alutsista dari kredit ekspor (KE) kepada rupiah murni (RPM).
Ia mengemukakan, satu unit helikopter Super Puma yang sudah selesai pengerjaannya dan telah menjalani beberapa kali uji terbang, hasilnya memuaskan. "Jadi, tinggal diserah terimakan saja kepada pemerintah dan penggunanya TNI Angkatan Udara," ujar Budi.
TNI AU dan PTDI pada 1998 menandatangani Kesepakatan pembelian 16 unit Helikopter Super Pumma I NAS 332 beserta suku cadangnya. Dari jumlah itu tujuh unit telah selesai dan diserah terimakan.
Sedangkan dari sembilan unit yang tersisa, tiga unit masuk tahap penyelesaian dan sisanya akan dimodifikasi menjadi Super Puma II atau AS-532 "Cougar", yang merupakan kerja sama antara PTDI dan Eurocopter Perancis.
Modifikasi itu, lanjut dia, karena perkembangan teknologi yang makin canggih untuk heli Super Puma. "Ini pengadaannya sudah terlalu lama, sedangkan teknologinya terus berkembang, maka kami putuskan untuk melanjutkan pengadaan Super Puma TNI AU dengan jenis yang lebih baru, dari Super Puma I menjadi Super Puma II," kata Budi.
PT DI berkerjasama dengan Eurocopter membuat komponen Helikopter Super Puma II (Cougar) seri terbaru untuk menguasai pasar helikopter khusus Angkatan Udara di kawasan Asia.
Source : ANTARA
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan komentar pajak ditanggung pemilik blog ^-^