30 November 2009, Bengkulu -- Perairan Bengkulu pada 2010 dijadwalkan akan dijadikan tempat latihan penyelamatan dan perang bagi TNI-AL sehingga dibutuhkan peralatan pendukung kegiatan tersebut. "Peralatan pendukung dibutuhkan itu selain sarana armada juga sebuah ambulance untuk mengangkut korban kecelekaan di laut," kata Komandan Pangkalan TNI-AL (Danlanal) Bengkulu Letkol Laut (P) Sukrisno.
Ambulance itu, katanya, bisa dugunakan saat latihan dan setelah itu bisa digunakan bagi korban kecelakaan laut seperti nelayan terseret ombak besar. Walaupun sudah mempunyai tim penyelamatan di laut, tetapi Markas Komando Stasiun Angkatan Laut Bengkulu masih membutuhkan ambulance. Peralatan tersebut amat dibutuhkan sebab saat ini sering terjadi kecelakaan laut. "Bila tim kita melakukan pertolongan selama ini selalu menghubungi instansi lain yang mempunyai ambulance, sehingga menunggu beberapa saat padahal korban dalam keadaan kritis harus segera di bawa ke rumah sakit," katanya.
Beberapa waktu lalu di periaran Bengkulu ada empat nelayan terkena musibah di laut akibat gelombang besar cukup tinggi. Namun tidak bisa melakukan tindakan darurat karena minimnya perlatan yang dimiliki. Gelombang besar itu juga menewaskan seekor ikan lumba-lumba besar yang tergolong lincah yang terdampar di pantai Pasar Bengkulu.
Ia menjelaskan, Lanal Bengkulu memiliki beberapa pos pembantu antara lain pos keamanan di Kabupaten Kaur, Manna (Kabupaten Bengkulu Selatan), Tais (Seluma), Enggano dan Ipuh (Bengkulu Utara) serta pangkalan di Kabupaten Mukomuko. Masing-masing pos ditempati enam hingga 10 orang petugas dan satu spead boat.
Sedangkan di Mako Lanal Bengkulu disiapkan dua kapal patroli, setiap saat bisa dipergunakan untuk pertolongan darurat. Kapal tersebut bisa langsung beroperasi kapan saja tergantung kebutuhan mendadak.
Ia mengimbau para nelayan yang berada di perairan Bengkulu agar berhati-hati melaut dan mewaspadai ancaman gelombang besar, tetapi imbauan tersebut jarang digubris. Walaupun begitu ia memaklumi sebab bila tidak melaut para nelayan pun tak mendapat nafkah bagi keluarganya, katanya.
Ambulance itu, katanya, bisa dugunakan saat latihan dan setelah itu bisa digunakan bagi korban kecelakaan laut seperti nelayan terseret ombak besar. Walaupun sudah mempunyai tim penyelamatan di laut, tetapi Markas Komando Stasiun Angkatan Laut Bengkulu masih membutuhkan ambulance. Peralatan tersebut amat dibutuhkan sebab saat ini sering terjadi kecelakaan laut. "Bila tim kita melakukan pertolongan selama ini selalu menghubungi instansi lain yang mempunyai ambulance, sehingga menunggu beberapa saat padahal korban dalam keadaan kritis harus segera di bawa ke rumah sakit," katanya.
Beberapa waktu lalu di periaran Bengkulu ada empat nelayan terkena musibah di laut akibat gelombang besar cukup tinggi. Namun tidak bisa melakukan tindakan darurat karena minimnya perlatan yang dimiliki. Gelombang besar itu juga menewaskan seekor ikan lumba-lumba besar yang tergolong lincah yang terdampar di pantai Pasar Bengkulu.
Ia menjelaskan, Lanal Bengkulu memiliki beberapa pos pembantu antara lain pos keamanan di Kabupaten Kaur, Manna (Kabupaten Bengkulu Selatan), Tais (Seluma), Enggano dan Ipuh (Bengkulu Utara) serta pangkalan di Kabupaten Mukomuko. Masing-masing pos ditempati enam hingga 10 orang petugas dan satu spead boat.
Sedangkan di Mako Lanal Bengkulu disiapkan dua kapal patroli, setiap saat bisa dipergunakan untuk pertolongan darurat. Kapal tersebut bisa langsung beroperasi kapan saja tergantung kebutuhan mendadak.
Ia mengimbau para nelayan yang berada di perairan Bengkulu agar berhati-hati melaut dan mewaspadai ancaman gelombang besar, tetapi imbauan tersebut jarang digubris. Walaupun begitu ia memaklumi sebab bila tidak melaut para nelayan pun tak mendapat nafkah bagi keluarganya, katanya.
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan komentar pajak ditanggung pemilik blog ^-^