Mengintip Terowongan Hamas


BLOKADE berkelanjutan Israel atas Jalur Gaza tidak meruntuhkan moral bangsa Palestina. Mereka pun aktif membuat terowongan bawah tanah untuk menembus blokade itu. Kini jumlahnya telah berlipat menjadi ratusan.

Melalui terowongan itulah warga Palestina di Jalur Gaza mencari pekerjaan di luar Gaza untuk mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari.

”Tanah di Rafah ini benar-benar sebuah keju yang enak. Jika di sana terjadi gempa bumi, keseluruhan wilayah bisa ambruk,” kata salah seorang ketua pengelola salah satu terowongan rahasia itu.
Dia menuturkan, warga dari berbagai tempat datang ke terowongan-terowongan itu untuk mencari pekerjaan di Gaza, Jabaliyah, Dair al-Balah. ”Terowongan ini sudah berjasa membuat 15 keluarga bertahan hidup,” paparnya.

Jumlah pasti terowongan bawah tanah itu sulit diverifikasi. Namun, pertumbuhan aktivitas ekskavasi sangat jelas bisa dilihat semua orang. Pada pukul 10.00 di Rafah, kota di Jalur Gaza yang berbatasan dengan Mesir, satu-satunya suara berasal dari mesin gerinda. Mesin tersebut digunakan para penyelundup yang sibuk membangun lebih banyak lagi terowongan di bawah tanah berpasir itu.

Keberadaan sejumlah terowongan itu bisa dilihat dari tenda-tenda plastik yang menutupi pintu masuknya. Garis demarkasi yang sangat jelas sepanjang 14 kilometer menjadi pembatas wilayah Palestina dengan wilayah Mesir itu.

”Ini adalah sebuah bisnis yang berkembang karena blokade Israel dan ditutupnya perbatasan,” ungkap Abu Khaled, yang sedang sibuk membuat terowongan. Proses penggalian terowongan itu dimulai 10 hari lalu. Di sekitar tendanya saja, tiga terowongan tengah dibangun.

Terbuka

Sebelumnya sangat sulit bertemu dengan para penyelundup atau berbicara dengan mereka. Sekarang mereka beroperasi secara terbuka dan diketahui banyak orang. Mereka tidak diganggu oleh siapa pun, terkecuali saat harus membayar pajak kepada pemerintah Hamas yang mengontrol Gaza.

”Tidak ada lapangan pekerjaan, sementara saya butuh uang,” ungkap pengelola bisnis terowongan itu dengan sangat terbuka. Namun, keterbukaan ini berbeda sekali dengan terowongan-terowongan yang dikelola secara rahasia oleh para pejuang Palestina. Terowongan ini dicurigai pihak Israel sering kali digunakan untuk menyelundupkan senjata.

”Kami bekerja setiap hari sepanjang waktu. Enam orang bekerja siang hari, enam lainnya malam hari,” kata Abu Khaled, mantan anggota pasukan Grup 17, sebuah pasukan elite Palestina yang ditugasi melindungi Presiden Mahmoud Abbas.

”Dari waktu ke waktu, Hamas mengabari kami untuk melarang lalu lintas persenjataan dan hashis,” ungkapnya sembari membantu seorang pekerja muda yang terus menggali di lubang berkedalaman 20 meter.

Abu Khaled mengatakan, Hamas juga mengambil ”bagiannya” dari semua produk yang masuk ke Jalur Gaza. Wilayah Palestina ini praktis tertutup sejak Juni tahun lalu oleh pihak Israel. Bertambah pesatnya jumlah terowongan itu karena adanya restu dari Hamas, yang melihat upaya itu sebagai cara untuk menembus blokade Israel.

Surat kabar Israel, Yediot Aharonot, dalam laporan yang tidak menyebutkan sumbernya, mengungkapkan pekan ini bahwa sebuah tim tentara AS dan Israel berhasil menemukan 42 terowongan dalam waktu kurang dari sebulan berkat penggunaan alat detektor canggih.

Dengan tingginya angka pengangguran di Gaza, tidak sulit mencari pekerja untuk menggali terowongan itu dengan bayaran sekitar 500 dollar AS untuk terowongan sepanjang 100 meter. ”Setiap orang yang bekerja di sini adalah mahasiswa seperti saya. Beberapa bahkan tengah menyusun tesis doktor mereka,” papar Yussef (29), mahasiswa fotografi di Universitas Deir al-Balah, di jantung Gaza.


Sumber : Kompas .com

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan komentar pajak ditanggung pemilik blog ^-^

----------------------

Support Palestine