KASUS AMBALAT DAN SEPUTAR KEMILITERAN



PETEMBAK MARINIR RAIH PERINGKAT 4 DALAM LOMBA TEMBAK PISTOL DI FILIPINA


07 Apr 2009

KORMAR (7/4),- Baru–baru ini Indonesia mengikuti pertandingan tembak pistol di Filipina. Pertandingan yang dilaksanakan selama 4 hari tersebut diikuti oleh 3 Negara, yaitu Filipina sebagai tuan rumah, Amerika Serikat dan Indonesia.


Dari pertandingan tersebut, Indonesia berhasil meraih juara 4 body faid dari sepuluh besar, atas nama petembak Lettu Mar Frans Paul NRP. 15888/P dari Batalyon Intai Amfibi – 2 Marinir.


Tentu saja prestasi ini bisa dibilang cukup gemilang. Walaupun hanya meraih peringkat 4, namun setidaknya Indonesia bisa membuktikan kemampuan petembak dari Indonesia dapat diperhitungkan. Sedangkan peringkat 1 sampai dengan 3 diraih oleh petembak dari Negara tuan rumah, yaitu Filipina dimana mereka berhasil menyisihkan 432 petembak dari 3 negara tersebut. Pertandingan yang dilaksanakan mulai tanggal 26 s/d 29 Maret 2009, Indonesia mengirimkan atlet tembaknya. Mereka berangkat ke Filipina tanggal 24 malam dan tiba di Filipina pada tanggal 25 dini hari. Peserta menempati di penampungan atlet yang sudah disiapkan oleh pihak tuan rumah yang berada di kota Manila. Untuk pelaksanaan pertandingan tembak tersebut, dilaksanakan di kota di Tagaksai sebuah tempat yang biasa digunakan oleh Negara Filipina untuk melaksanakan pertandingan tembak. Pelaksanaan pertandingan terdiri dari 11 stet, dan dibagi menjadi 5 kelas yaitu :1. Kelas Open, 2. Kelas Modified, 3. Kelas Standar, 4. Kelas Berdak sen, dan 5. Kelas Revolver.


Bagi kalangan TNI pada umumnya dan Marinir pada khususnya, nama Lettu Mar Frans Paul memang sudah cukup terkenal, khususnya di dunia tembak pistol. Banyak sudah prestasi yang sudah dia raih baik di pertandingan interen Marinir, di kalangan TNI bahkan hingga pertandingan internasional. Prestasi–prestasi tersebut, diantaranya peringkat 1 lomba tembak pistol versi Bisam tahun 2007, peringkat 3 Pangdam Cup tahun2009, peringkat 3 Kasad Cup tahun 2009, peraih medali perunggu pada pertandingan Sea game versi Modified Tahun 2007, Juara 1 Internasional Modified di Filipina tahun 2008, peringkat 23 besar kejuaraan Dunia menembak Reaksi yang dilaksanakan di Bali tahun 2008 dan masih banyak lagi prestasi lain yang mengharumkan nama Korps Marinir di mata TNI. Tidak banyak petembak sehandal Lettu Mar Frans Paul yang dimiliki oleh Marinir,dengan usianya yang kini sudah 48 tahun maka perlu adanya suatu proses regenerasi, dimana hal ini sangat membutuhkan dukungan dan perhatian dari atas. Tidak mudah mencari suatu petembak yang handal karena membutuhkan suatu latihan yang lama dan dukungan yang memadai pula tentunya.

TNI: Kita Menganggap Ambalat Wilayah RI
Wed, 04/29/2009 - 00:00.


"Kalau mereka anggap Ambalat wilayah mereka, kita juga menganggap ini wilayah kita."


(ANTARA/Eric Ireng)


VIVAnews - Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Laut menggelar Operasi Ambalat untuk mengamankan wilayah perbatasan antara Malaysia dan Indonesia selama lima hari sejak Minggu 26 April 2009 sampai Jumat 1 April 2009.

Menurut Kepala Pusat Penerangan Markas Besar Tentara Nasional Indonesia (TNI), Marsekal Pertama Sagom Tamboen operasi TNI AU untuk menunjukan eksistensi Indonesia sebagai pemilik Ambalat, yang jadi obyek sengketa RI dan Malaysia.

"Justru karena masih belum punya kepastian, landasan dasar hukum kepemilikan [Ambalat] itu, sehingga masing-masing negara berupaya untuk menjaga eksistensi wilayah masing-masing. Kalau mereka anggap Ambalat wilayah mereka, kita juga menganggap ini wilayah kita," kata Sagom kepada VIVAnews, Selasa 28 April 2009.

Menurut Sagom, pengawasan wilayah rutin dilakukan oleh TNI Angkatan Udara dan TNI Angkatan Laut. "Karena wilayahnya pulau, TNI Angkatan Laut berpatroli menggunakan kapal sedangkan TNI Angkatan Udara menggunakan pesawat," tambah dia.

Sagom menambahkan langkah TNI adalah untuk mengamankan wilayah tersebut. "Sementara belum ada keputusan mahkamah internasional, setiap menemukan pelanggaran Malaysia kita akan mengajukan nota protets, sebaliknya kalau kita patroli dan Malaysia menganggap kita melanggar wilayahnya mereka akan ajukan nota protes diplomatik ke pemerintah Indonesia," tambah dia.

Dalam Operasi Ambalat, sebanyak empat pesawat Hawk seri 100 dan 200 disiagakan di Tarakan. Personel Skadron 1 Pontianak, Lapangan Udara Balikpapan, satuan radar 225 Tarakan, dan Pemerintah Kota Tarakan ikut mendukung operasi.

Blok Ambalat yang terletak di perairan Laut Sulawesi di sebelah timur Pulau Kalimantan, terus jadi obyek sengketa Indonesia-Malaysia. Akhir 2008 militer Indonesia memeringatkan Malaysia untuk tidak melakukan provokasi militer di wilayah Ambalat. Belajar dari lepasnya Pulau Sipadan dan Ligitan ke tangan Malaysia, TNI meningkatkan patroli di wilayah Ambalat.

Dalam setiap perundingan, Malaysia tetap berkeras bahwa Blok Ambalat merupakan bagian dari teritorinya. Bahkan mereka mengirimkan salinan nota diplomatik yang intinya memprotes kehadiran kekuatan TNI di Blok Ambalat.

Sumber: VIVAnews

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan komentar pajak ditanggung pemilik blog ^-^

----------------------

Support Palestine