JIHAD NEVER DIE

Indonesian Muslim Blogger



TALIBAN TARGETKAN SERANG KONVOI KENDARAAN MILITER

KABUL (Arrahmah.com) – Taliban tengah mempersiapkan penyerangan-penyerangan terhadap konvoi suplai AS dan NATO di Afghanistan.

“Saat ini, operasi kami di jalan raya yang menuju Kabul tengah melemah. Kami akan meningkatkan serangan-serangan….. sampai pemerintah dan militer AS kami hantam,” ujar Zaibullah Mujahid, jurubicara Taliban.

75 % truk pembawa suplai makanan dan bahan bakar untuk pasukan kafir di Afghanistan menggunakan jalan raya menuju ke Kabul.

Mujahidin Taliban, baru-baru ini menyerang konvoi truk yang membawa suplai logistic untuk tentara NATO yang melintasi jalan utama di perbatasan Afghanistan-Pakistan, membakar makanan dan persediaan penting lainnya.

Sebuah jalan raya di Afghan, terlihat dikelilingi dengan patroli menggunakan senjata berat untuk menghalangi aksi mujahidin Taliban.

Perubahan strategi

Klaim militer AS, sejauh ini serangan terhadap konvoi suplai logistik mereka tidak berdampak apapun terhadap pasukan AS dan NATO, menanggapi klaim ini, Taliban mengatakan, sebentar lagi mereka akan segera merasakan perubahan.

“Kami ingin menunjukkan kepada mereka, mereka itu tidak Maha Kuasa, dan mujahidin dari Afghanistan dapat menyelesaikan serangan-serangan musuh di bagian manapun di dalam negeri,” ujar Jubir Taliban.

Kebanyakan serangan-serangan terhadap konvoi suplai logistik telah terjadi di Pakistan, sebelum mereka melewati perbatasan.

“Pejuang-pejuang Taliban mempunyai kecerdasan intelegensi yang tinggi. Sekitar 600 truk pengangkut logistik NATO bepergian tiap harinya,” ujar salah seorang reporter al-Jazeera.

Rencananya, militer AS akan mengubah rute perjalanan konvoi trus yang membawa suplai logistik dan makanan untuk mereka. (Hanin Mazaya/arrahmah.com)




TAKUT DENGAN TALIBAN, RATUSAN POLISI PAKISTAN BERHENTI BEKERJA

SWAT (Arrahmah.com) – Ismail Khan, adalah salah satu dari ratusan polisi Pakistan di lembah Swat yang baru-baru ini mengundurkan diri setelah menerima ancaman dari pejuang Taliban.

“Sekitar 400 polisi termasuk diriku telah keluar dari pos kami,” ujar Khan, 42, salah satu Kepala Agen Kepolisian di Lembah Swat.

Mujahidin pro-Taliban Tehrik Nifaz Muhammadi mengeluarkan satu peringatan untuk polisi-polisi lokal agar meninggalkan pos-pos mereka.

“Kami tidak ingin berperang melawan polisi-polisi loka, karena kalian adalah saudara kami,” salah satu hal yang disebarkan melalui pamphlet oleh Tehrik.

“Oleh karena itu, lebih baik keluar dari pekerjaan itu atau bersiap-siap untuk mendapatkan konsekuensi-konsekuensi mengerikan.”

Pamflet tersebut berisi nasehat untuk para polisi lokal dan mengatakan agar mengiklankan nama-nama mereka dalam surat kabar lokal jika mereka telah benar-benar berhenti dari pekerjaan tersebut.

Khan, dan ratusan polisi lainnya, awalnya menantang ancaman Taliban tersebut. Tetapi Taliban tidak main-main dengan apa yang mereka katakana. Konvoi-konvoi tentara dan polisi selalu menjadi sasaran empuk bom ranjau yang di buat Taliban, Karena itulah Khan akhirnya berubah pikiran.
“Kami merundingkan hal ini, dan akhirnya kami memutuskan untuk berhenti demi keamanan hidup kami,” ujar Khan.

Mereka telah menerbitkan satu iklan di surat kabar lokal yang memberitahu Taliban bahwa mereka telah keluar dari pekerjaan mereka.

Khan, Kepala Agen Kepolisian di Lembah Swat, tidak memiliki pilihan lain dan tetap mematuhi permintaan Taliban.

“Angkatan perang asing, meninggalkan tempat-tempat yang tidak aman dan membiarkan kami (polisi lokal) menjadi sasaran empuk di sana,” jelas Khan.

Sedikitnya 102 polisi lokal telah tewas dalam kurun waktu 10 bulan di wilayah Lembah Swat.

“Tadinya aku ingin bertahan karena para petinggi menawari kenaikan pangkat. Tetapi, bagaimanapun, pangkat dan insentif tidak lebih berharga disbanding hidup,” lanjut Khan.

(Hanin Mazaya/arrahmah.com)

BAGHDAD (Arrahmah.com) - Angkatan perang AS sedang setahap demi setahap meninggalkan semua kota di Irak menjelang akhir Juni sebagai bagian dari kesepakatannya dengan Irak, ujar panglima AS di negara tersebut.

"Pada dasarnya, kami akan meninggalkan semua kota, kecuali dua, Baghdad dan Mosul," kata Jenderal Ray Odierno.

Pada November pemerintah Irak dan AS mencapai kesepakatan untuk menarik tentara AS dari berbagai wilayah menjelang 30 Juni dan dari negara menjelang akhir 2011.

Pada 4 April, juru bicara pemerintah Irak Ali al-Dabbagh menyebutkan bahwa batas waktu penarikan tentara AS dari Irak tidak akan diperpanjang.

"Batas waktu ini tida bisa diperpanjang dan hal ini tetap konsisten dengan serah-terima dan penyerahan tanggung jawab kepada angkatan perang keamanan Irak," kata Dabbagh.

Pernyataan Dabbagh mengakhiri spekulasi mengenai apakah pasukan tempur AS akan tinggal di kota utara Mosul yang gelisah sesudah Juni.

Pernyataan pejabat Irak ini muncul ketika Mayor Jenderal David Perkins, pimpinan juru bicara militer AS di Irak, mengatakan minggu lalu bahwa Mosul mungkin menjadi satu tempat di mana pasukan tempur AS mungkin tinggal sesudah Juni jika diminta oleh pemerintah Irak. (Althaf/arrahmah.com)



Zionis Israel Membinasakan Bangsa Amerika

Kamis, 12/02/2009 16:09 WIB



60 tahun berlalu sejak Israel berdiri, dan tahukah Anda jika negara itu mendapatkan hasil pajak AS melebihi negara manapun di dunia ini, termasuk AS sendiri?

Selama resesi ekonomi dunia ini, ketika orang-orang Amerika sendiri menjadi pengangguran, rumah-rumah dijual, anggaran pendidikan dikurangi demikian besar dan bisnis macet dimana-mana, Kongres AS terus saja memberikan hasil pajak yang besar kepada Israel, dan sekarang jika dihitung, perharinya mencapai 7 juta dollar!

Dengan segala kenyataan itu, inilah saatnya untuk sekali lagi mempertanyakan kebijakan AS. Untuk menelisik mengapa AS terus saja memberikan bantuan militer kepada sebuah negara, dalam hal ini Israel, sangat perlu untuk melihat sejarah dan budaya si penerima bantuan itu. Lantas, bagaimana sejarah Israel?


Mendeskripsikan Israel selalu sulit. Seseorang harus memilih apakah akan terus hidup dalam sebuah paradigma atau menyebutkan kebenaran.

Di buku manapun jelas digambarkan bahwa pendirian negara Israel dibentuk di atas sebuah pembersihan etnik yang paling biadab di muka bumi sepanjang sejarah modern.

Di tahun 1947-1949, sekitar seperempat juta umat Muslim dan Kristen yang merupakan 95% menempat-tinggali bumi Palestina dipaksa dengan brutal untuk meninggalkan tanahnya.

Terhitung sampai saat ini, dengan agresi Gaza, sudah berlangsung 33 kali genosida, dan penghangusan lebih dari 500 desa. Semua ini tujuannya hanya satu: melenyapkan sejarah dan kebudayaan Palestina.


Hal kedua yang perlu kita pelajari adalah, bagaimana Israel menggunakan bantuan AS di masa lalu? Di semua peperangan yang melibatkan Israel, Israel selalu menjadi pihak pertama yang menyerang. Israel selalu membuat legitimasi (pembenaran) bahwa mereka sedang membela diri. Dalam kurun waktu dua kali penyerangan pertama Israel terhadap Lebanon dulu yang menewaskan 17.000 orang, dan terhadap Gaza dengan jumlah 1400, semuanya menggunakan senjata dari AS yang jelas-jelas dilarang oleh hukum AS sendiri.

Tahukah Anda, seorang dokter bedah AS dalam satu hari pernah membedah lebih dari 1000 lambung korban kekejian Israel? Pesawat yang membombardir Gaza adalaah F-16 dan Helikopter Apache AS. Pajak yang kita bayarkan kepada pemerintah dibuat untuk melukai dan membunuh orang-orang tak berdosa.

Menurut Defence for Children International, Israel telah melakukan penghancuran terbesar sepanjang masa. Antara tahun 1967 dan 2003, Israel telah meruntuhkan lebih dari 10.000 rumah, dan itu masih terus berlangsung sampai sekarang.

Dan Anda salah besar jika mengira bahwa Israel hanya membunuh orang Palestina. Racher Corrie, gadis usia 23 tahun, dilindas buldozer Caterpillar, sniper Israel menembak Tom Hurdell, 21 tahun, di kepalanya, dan Brian Avery, 26 tahuun, di wajahnya. Mereka semua adalah warga AS yang mempunyai kepedulian terhadap masalah umat manusia.


Di sisi lain, yang lebih mengenaskannya lagi, Israel menggunakan bantuan militer AS untuk membuat industri mereka menyaingi perusahaan-perusahaan AS.

Tahun 1963, Senator WIlliam Fulbright menemukan bahwa Israel menggunakan bantuan dari AS untuk membentuk kampanye media supaya bisa menyedot lebih banyak lagi bantuan.

Sepanjang tahun, Israel terus-terusan memata-matai AS, bahkan menurut US Government Accounting Office, aksi mata-mata Israel adalah yang paling agresif dibandingkan negara lainnya. Dunia sekarang sedang memandang kepada kita, kepada orang-orang Amerika yang patut dikasihani.

Ketika media AS ramai-ramai melindungi Israel dari aksi kejinya, dunia sudah tahu bahwa kita adalah orang-orang yang ketakutan di negara sendiri. Ketika orang Amerika diberi tahu bagaimana Israel mengambil uang kita, dunia sudah sadar bahwa kitalah yang telah membiayai kekejaman Israel.

Kesimpulannya, bantuan AS terhadap Israel sudah membuat Timur Tengah tidak stabil, dunia ditimpa diskriminasi, agresi maut, dan yang paling miris, menenggelamkan semua perusahaan AS. Dengan terus memberikan bantuan kepada Israel, kita telah membiarkan supremasi Israel atas sebuah pembersihan etnik.

Sekarang saatnya kita menghentikan bantuan kita kepada Israel.



EMPAT PASUKAN KAFIR INGGRIS TEWAS DI AFGHANISTAN

09 Mei 2009, 09:12 AM

HELMAND (Arrahmah.com) - Empat orang tentara kafir Inggris tewas dalam sehari pertempuran melawan para mujahidin Taliban di provinsi Helmand, seperti yang dilaporkan Kementrian Pertahanan Inggris.

"Dengan berat hati kami melaporkan berita duka lainnya, dimana hidup pasukan pemberani kami telah dikorbankan untuk kebaikan rakyat Afghanistan," juru bicara militer Inggris, Letnan Kolonel Nick Richardson, mengatakan.
Kematian tersebut terjadi di tiga insiden berbeda di Helmand pada Kamis (7/5), ujar kementrian.

Hari itu merupakan hari paling berdarah bagi angkatan perang Inggris selama di Afghanistan sejak 17 Juni 2008, dimana empat pasukannya termasuk Kopral Sarah Bryant kehilangan hidup mereka.

Kejadian fatal tersebut menambah jumlah kematian tentara Inggris menjadi 157 orang di Afghanistan sejak invasi yang dipimpin oleh AS menjatuhkan rezim Taliban tahun 2001.

Mujahidin Taliban telah dan selalu melakukan serangan mematikan bagi pasukan asing yang terus berada di Afghanistan dalam rangka 'mengembalikan stabilitas' keamanan negara tersebut. Mujahidin Taliban juga saat ini telah menguasai sebagian besar wilayah pinggiran Afghanistan dimana angkatan perang asing dan pemerintah tidak memiliki cukup kekuatan untuk menandingi kekuatan para mujahidin. (Althaf/ptv/arrahmah.com)

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan komentar pajak ditanggung pemilik blog ^-^

----------------------

Support Palestine