Simulasi pembebasan pulau terluar oleh pasukan Batalyon marinir Pertahanan pangkalan (Yonmarhanlan) IX Lantamal Kupang Nusa Tenggara Timur mewarnai peringatan detik-detik Proklamasi Kemerdekaan RI ke-65 tingkat provinsi Maluku, di Pulau Kisar, Maluku Barat Daya, Selasa.
Wartawan ANTARA yang meliput langsung di lokasi upacara melaporkan, peringatan detik-detik proklamasi di salah satu dari delapan pulau terluar di Maluku itu dipimpin Gubernur Maluku Karel Albert Ralahalu dan dihadiri Wakil Menteri Perindustrian, Aleks Retraubun, Dirjen Pengembangan Sumber Daya laut Kementrian Kelautan dan Perikanan, Adji Sularso, Pangdam XVI/Pattimura, Majen TNI. Syarifudin Hatta, Kapolda Maluku Brigjen Pol Totoy Herawan Indra.
Hadir pula Penjabat Bupati MBD Angky Renjaan serta anggota DPRD Maluku dan Maluku Barat Daya, juga tokoh agama termasuk Ketua Sinode Gereja Protestan Maluku (GPM), Jhon Ruhulesin, Uskup Diosis Amboina Mgr. P.C. Mandagi, dan Sekretaris MUI Maluku Ibnu Alwan.
Selain itu, pengurus dan anggota OKP lintas agama, KNPI, dan ribuan warga pulau Kisar. Semua mengikuti dengan seksama jalannya upacara detik-detik Proklamasi tersebut, yang untuk pertama kalinya dilaksanakan di Maluku Barat Daya, sejak kabupaten ini dimekarkan dari Maluku Tengara Barat (MTB) pada 18 september 2008.
“Aksi pembebasan”
Dalam peringatan HUT Proklamasi tersebut diskenariokan bahwa Pulau Kisar sebagai pulau terluar yang berbatasan langsung dengan Australia dan Timor Leste diserang kelompok musuh yang ingin mengusai wilayah itu dan melepaskannya dari pangkuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Pasukan elit TNI-AL itu pun kemudian diterjunkan untuk menumpas musuh dan merebut kembali pulau tersebut, melalui jalur laut dan mendarat di lapangan pantai Uhun, Desa Purpura, Pulau Kisar.
Pengiriman pasukan elit itu dipandang perlu dilakukan karena saat bersamaan Gubernur Maluku bersama sejumlah pejabat TNI/Polri dan tokoh agama sedang berada di daerah itu untuk menghadiri peringatan detik-detik Proklamasi, juga terancam keselamatannya.
Dengan menggunakan sejumlah peralatan tempur pasukkan elit itu mendarat di pesisir pulau Kisar, tetapi mereka dihadang tembakan beruntun musuh yang bersembunyi di perbukitan batu sepanjang bibir pantai Pulau Kisar.
Aksi kontak tembak pun tidak dapat dielakkan dan korban jiwa pun berjatuhan, serta dengan semangat juang yang tinggi musuh dapat dilumpuhkan dan Bendera Merah-Putih dapat direbut kembali.
Bendera tersebut kemudian diserahkan oleh pasukan Yonmarhanlan kepada Gubernur Karel Albert Ralahalu untuk di tancapkan diatas pulau itu, sebagai bentuk kekuasaan negara atas wilayah itu.
Dengan diaksikan ribuan warga Gubernur Ralahalu didampingi Kapolda Herawan Indra, Pangdam Syafruddin Hatta serta tiokoh agama dan pemuka masyarakat dan pemuda, menancap bendera merah putih di pesisir pantai itu dan dilanjutkan dengan penandatanganan prasasti pulau pulau terluar.
Acara detik-detik proklamasi brlangsung meriah dan diisi pelepasan ribuan balon merah-putih oleh pasukan berkuda yang umumnya merupakan masyarakat setempat.
Sedangkan pengibaran duplikat bendera Merah Putih dilakukan siswa-siswi SMU Negeri I Pulau Pulau Terselatan dan yang dipercayakan pembawa duplikat bendera untuk dikibarkan yakni Cindy Lokarleky.
Komitmen NKRI
Gubernur Ralahalu dalam kesempatan itu, menegaskan, ditunjuknya Pulau Kisar sebagai lokasi peringatan HUT Proklamasi tahun 2010, sebagai bentuk komitmen pemerintah dan masyarakat di Maluku termasuk di Pulau Kisar sebagai poulau terluar untuk tetap berada dalam bingkai NKRI.
“Ini wujud komitmen bersama untuk menjaga keutuhan wilayah NKRI termasuk di wilayah perbatasan dengan Australia dan Timor Leste ini,” katanya.
Simulasi yang dilakukan pun menurutnya, sebagai bentuk kesiapan aparat keamanan untuk mengantisipasi berbagai gangguan yang datang dan akan berdampak memisahkan wilayah NKRI.
Menurut Ralahalu, penetapan Kisar sebagai lokasi peringatan HUT Kemerdekaan ke-65 di sela-sela peringatan detik-detik Proklamasi tingkat provinsi Maluku juga menandai berakhirnya kegiatan pelayaran bertaraf internasional Sail Banda, selain bentuk perhatian pemerintah pusat dan daerah terhadap keberadaan masyarakat di wilayah terluar.
“Pemerintah pusat dan provinsi Maluku serius memperhatikan masa depan dan kesejahteraan anak bangsa di wilayah pulau-pulau terluar dalam bingkai NKRI,” kata Ralahalu.
“Toleransi Antarumat”
Usai upacara peringatan detik-detik proklamasi kemerdekaan, Gubernur Ralahalu melakukan safari ramadan, salah satunya mengunjungi Masjid Mujahirin di Desa Kota Lama, Kecamatan Pulau-Pulau Terselatan.
Dalam kesempatan itu Ralahalu mengajar warga di Pulau Kisar untuk memperkuat toleransi antarumat beragama dan tetap membangun tali silahturahmi guna menjaga kerukunan sebagai bagian dari budaya hidup orang ‘basudara’ (bersaudara – red).
“Mari kita jaga toleransi serta tetap membangun relasi yang baik dengan sesama, sebagai bagian dari budaya hidup orang basudara di Maluku,” katanya.
Menurut Ralahalu, bulan puasa memiliki makna penting dalam menjaga hubungan vertikal antara manusia dengan Tuhan serta hubungan horizontal antara sesama manusia.
Melalui kebersamaan, katanya, akan lahir pemikiran baru sebagai upaya bersama membangun dan memperbaiki sendi-sendi kehidupan masyarakat agar tetap rukun dan damai dalam ketulusan orang basudara.
Gubernur juga mengingatkan warga Kisar memperkuat persatuan dan kesatuan dalam menjaga keutuhan wilayah NKRI karena wilayah itu merupakan salah satu beranda terdepan wilayah Indonesia yang berbatasan langsung dengan Australia dan Timor Leste.
“Hubungan harmonis harus menjadi warna tersendiri walaupun dihadapkan dengan luas wilayah laut dan yang memiliki tantangan tersendiri dalam konteks laut pulau, justru dengan menunjukan komunikasi dan toleransi yang santun akan terbangun ruang komunikasi budaya yang berdamai sejahtera,” kata Ralahalu.
Kepala Kementerian Agama, Kanwil Maluku, Mohamad Atamimi, dalam hikmah Ramadhannya mengajak umat Muslim di Pulau Kisar untuk selalu berbagi kasih dengan sesama.
“Sabda Rasul ALLAH hendaklah saling mengasihi dan rahmatilah satu dengan yang lain. Dalam puasa umat Muslim diajar untuk saling menyayangi dan membagi kasih kepada fakir miskin, janda dan yatim piatu,” kata Atamimi.
Menurut dia, melalui bulan puasa umat muslim diuji, bukan semata menahan haus dan lapar tetapi lebih dari itu tetap menahan diri dari berbagai godaan.
“Manusia akan menjadi baik tergantung lidah dan hati, artinya harus menjaga tutur kata sehingga tidak menyakiti hati sesama umat maupun antar umat beragama,” kata Atamimi.
Acara Safari Ramadhan juga dihadiri Kapolda Maluku, Brigjen Polisi Totoy Herawan Indra, Pangdam XVI Pattimura Majen TNI. Syafruddin Hatta, Danlantamal VII Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) Laksamana Pertama Amry Husaini, Ketua Sinode GPM Jhon Ruhulessin, Uskup Diosis Amboina Mgr PC Mandagi, Sekretaris MUI Maluku, Ibnu Alwan serta OKP lintas agama dan pemuda se-Maluku.
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan komentar pajak ditanggung pemilik blog ^-^